Find Us On Social Media :

Sutan Sjahrir: Tragedi Ideologi Kiri dan Menikah Pakai Surat Kuasa

By K. Tatik Wardayati, Minggu, 14 Oktober 2018 | 21:00 WIB

Intisari-Online.com – Selain Tan Malaka, satu lagi tokoh "kiri" yang berjasa di awal berdirinya negeri ini adalah Sutan (atau Soetan) Sjahrir.

Namanya harum sebagai Perdana Menteri pertama Republik Indonesia.

Namun mirip Tan Malaka, kariernya pun tak bertahan lama.

Bak suratan takdir, nasib tokoh-tokoh "kiri" hampir seragam: cepat populer, cepat pula terpinggirkan.

Tulisan Asvi Warman Adam, sejarawan di LIPI, ini menjelaskan bagaimana karier politik Sjahrir. Simak tulisannya di Majalah Intisari edisi Juni 2009, dengan judul asli Meteor Sjahrir dan Tragedi Kiri.

--

Baca Juga : Mengenang Kembali Sutan Sjahrir yang Berjuang di Masa Kolonial Belanda dan Sesudah Kemerdekaan Indonesia

Sjahrir adalah salah satu contoh tragedi tokoh dan ideologi kiri di Indonesia, la berjuang menentang penjajahan sedari muda dan menjadi Perdana Menteri di usia sangat muda.

Namun tahun 1962 ia dimasukkan ke dalam bui tanpa proses pengadilan, sementara partai yang didirikannya, Partai Sosialisme Indonesia (PSI) tidak dapat lagi berdiri untuk selamanya di tanah air.

Tahun 1965, pemerintah juga sempat melarang Partai Murba yang didirikan Tan Malaka. Walaupun sempat direhabilitasi setahun kemudian, partai itu tidak pernah bisa berkembang menjadi partai besar.

Sedangkan partai yang pernah berjaya pada masa Orde Lama, PKI (Partai Komunis Indonesia) dilarang sejak 12 Maret 1966.

Sejak itu ideologi kiri boleh dibilang "sudah dicampakkan" di Indonesia.

Tragedi yang tidak kalah ironisnya adalah pertentangan sesama organisasi kiri. Sjahrir pernah diculik kelompok Tan Malaka, sedangkan Tan Malaka pun sempat ditawan oleh pengikut Sjahrir seperti Abu Bakar Lubis. Meski sama-sama tokoh sosialis, Sjahrir juga berseberangan dengan Amir Sjarifuddin.