Dapat Donor Organ dari Orang yang Sama, 4 Pasien Ini Terkena Kanker Payudara bahkan Ada yang Sampai Meninggal

Aulia Dian Permata

Penulis

Frederike Bemelman, profesor nefrologi di Universitas Amsterdam dan penulis laporan itu, menekankan bahwa ini adalah kasus yang "sangat langka”.

Intisari-Online.com – Sebuah laporan menjelaskan bahwa empat pasien dari Eropa menderita kanker payudara setelah menerima organ dari donor yang sama.

Para pasien tersebut mengembangkan kanker payudara bertahun-tahun setelah transplantasi mereka. Bahkan tiga di antaranya telah meninggal karena penyakit ini.

Frederike Bemelman, profesor nefrologi di Universitas Amsterdam dan penulis laporan itu, menekankan bahwa ini adalah kasus yang "sangat langka”.

Sebab, ia baru pertama kali menemui kasus ini selama 20 tahun di bidang imunologi transplantasi.

Baca Juga : Krisis Kamar Mayat Akibat Perang dengan Kartel Narkoba, 100 Mayat Tanpa Identitas Terlunta-lunta di Dalam Truk

"Selalu ada risiko kecil dari sesuatu yang salah selama prosedur medis,” katanya.

"Bahkan jika Anda menjalani prosedur kandung empedu yang sederhana, Anda juga memiliki sedikit kemungkinan terjadi sesuatu pada Anda selama prosedur."

Menurutnya, pendonor, yang berusia 53 tahun, tidak mengetahui kondisi medisnya dengan baik.

Sehingga ia tidak tahu bahwa ginjal, paru-paru, hati, dan jantungnya yang didonorkan akan berakibat fatal bagi penerima donor.

Alhasil, tiga dari penerima organ meninggal setelah kanker bermetastasis atau menyebar dari tempat asal mereka ke area baru di tubuh.

Sementara penerima donor keempat selamat setelah melewati serangkaian perawatan, termasuk pengangkatan ginjal kanan yang disumbangkan, penghentian obat imunosupresi (obat standar setelah transplantasi untuk menghindari penolakan terhadap organ baru), dan kemoterapi.

Dalam laporannya, Bemelman menekankan bahwa begitu kanker yang berasal dari donor.

"Ini kemungkinan bisa karena pasien berhenti menggunakan obat imunosupresan dan sistem kekebalan dapat memulihkan dirinya sendiri dan melawan sel tumor," katanya.

Baca Juga : Pria Ini Temukan Kotak Misterius di Rumah Warisan, Isinya Harta Keluarga dari Masa Perang Dunia

Keganasan tidak terdeteksi

Pendonor organ meninggal pada 2007 karena stroke. Setelah itu, paru-parunya, ginjal, jantung, dan hati disumbangkan.

Tentu sebelum pendonor menyumbangkan organnya, dokter harus memeriksa kondisi organ tersebut.

Dokter pun telah melakukan proses pemeriksaan sesuai standar. Seperti tes fisik lengkap, termasuk pemeriksaan payudara, dan ultrasound perut dan jantung dilakukan.

Sayangnya, ada beberapa hal yang terlewat.

Enam belas bulan setelah transplantasi, penerima paru-paru, seorang wanita 42 tahun, dirawat di rumah sakit dengan disfungsi transplantasi, menurut laporan itu.

Dilaporkan sel kanker payudara terdeteksi di kelenjar getah beningnya dan analisis DNA menunjukkan bahwa kanker berasal dari donor.

Sementara wanita 62 tahun yang menerima ginjal kiri dan wanita 59 tahun yang menerima hati meninggal karena keganasan yang sama pada tahun 2013 dan 2014.

Baca Juga : Sempat Bikin Heboh karena Diduga Narkoba, Paket Misterius di Yogya Ternyata 'Hanya' Berisi Ini

Artikel Terkait