Penulis
Intisari-online.com - Pada era 1990-an nama Huang Hua pasti tak asing bagi para penggemar bulu tangkis.
Dia merupakan ratu bulu tangkis China, peraih gelar juara dunia bulu tangkis tunggal putri tahun 1991.
Berbagai kejuaraan pernah dia juarai, mulai dari Malaysia Terbuka hingga All England yang sangat bergengsi itu.
Namun, saat kariernya tengah berada di puncak, asal Nanning, Guangxi, China itu justru memilih mundur dari dunia perbulutangkisan.
Tak lama setelah mundur, pada 1993, Huang Hua menikah dengan pria asal Klaten, Jawa Tengah dan menjadi warga negara Indonesia.
Huang Hua bahkan ikut suaminya, Tjandra Budi Darmawan, menetap di Klaten.
Setelah 25 tahun menetap di Jalan Mayor Kusmanto, Sekarsulu, Klaten Utara, Klaten, Jawa Tengah, Huang Hua benar-benar tak aktif lagi di dunia bulu tangkis.
Dia pilih menjadi ibu rumah tangga, mengurus tiga putranya, dan membantu bisnis properti suaminya.
Hal lain yang tak kalah bikin "surprise" adalah kemauan Huang Hua untuk menyelami tradisi setempat.
Bahkan dia pernah naik panggung untuk main ketoprak!
Pentas ketoprak tersebut digelar pada 3 Maret 2018 di aula SD Kristen 3, Klaten.
Pada gelaran tersebut Huang Hua main sebagai bintang tamu dan berperan sebagai Nyai Jagal Warak.
Pentas tersebut dimainkan sekitar 50 warga keturunan yang tergabung dalam Perkumpulan Darma Bakti (PDB) Klaten, didukung sekitar 20 peraga, terdiri para alumni Festival Ketoprak Pelajar (FKP).
Baca Juga : Atlet Kidal Dikatakan Lebih Cerdas, Inilah 5 Atlet Bulu Tangkis Kidal di Indonesia
Aksi Huang Hua di atas panggung mengundang tepuk tangan dan tawa gembira penonton.
Pasalnya mantan musuh bebuyutan Susi Susanti tersebut berusaha keras memakai bahasa Jawa yang tentu saja logatnya sangat lucu di telinga masyarakat setempat.
Berikut adalah cuplikan video ketoprak Huang Huaa yang diunggah akun Kaparepiye di Youtube.
TOTAL MENGURUS KELUARGA
Pada 1 April 2018, Kompas.com berkunjung ke rumah Huang Hua di Klaten.
Dia bercerita panjang lebar tentang kisahnya usai gantung raket.
Huang Hua menceritakan bagaimana susahnya move on dari dunia bulu tangkis.
Selama dua tahun awal di Indonesia, Huang Hua kesulitan karena berada lingkungan baru dan tidak punya teman.
"Setelah pensiun dari tim China sejak tahun 1993, selama empat hingga lima tahun saya seperti susah terlepas dari bulu tangkis. Saya seperti kangen terus bermain bulu tangkis. Namun situasi sepertinya tidak memungkinkan saya main lagi. Dan akhirnya saya memilih fokus mengurus rumah tangga," ujar Huang Hua.
Walau tidak lagi bermain, Huang Hua masih mengikuti pertandingan di televisi.
Sepuluh tahun setelah pensiun dari timnas China, ia masih sempat berkumpul dengan eks pemain dunia untuk reuni di Jepang.
"Jadi mantan juara dunia kumpul bertanding di Jepang di Osaka," kenang Huang Hua.
Ia juga masih sering berkomunikasi dengan lawan mainnya, mantan pemain kelas dunia asal Indonesia, Susi Susanti.
Bahkan sesekali, ia bersama suaminya menyambangi dan berdiskusi dengan Susi di markas pelatnas PBSI di Jakarta.
Setelah lama menetap di Indonesia, tawaran menjadi pelatih tunggal putri Indonesia pun pernah didapatkannya. Namun putri pasangan Huang Yu Hui dan Shi Juan itu menolak tawaran itu.
Bagi Huang Hua, melatih sebuah tim butuh totalitas waktu dan pikiran.
Keberadaannya sebagai ibu rumah tangga yang harus menjaga tiga anak dan dan tinggal jauh dari Jakarta menjadi alasannya menolak tawaran jadi pelatih pemain putri Indonesia.
Baca Juga : Bulutangkis Dikembangkan di Inggris Tapi Mengapa Kejuaraan Dunia Selalu Direbut Asia?