Find Us On Social Media :

Kasus Rumah 'Helikopter' Eko Purnomo: Komunikasi Buntu, Kehidupan Bertetangga pun Runyam

By Intisari Online, Rabu, 12 September 2018 | 11:45 WIB

Jangan salah, sebab temuan dari penelitian yang dimuat di Proceedings of the Nation Academy of Sicence (PNAS) tahun 2014 mengatakan, bertetangga dengan siapa dan bagaimana lingkungan kita, sangat kuat pengaruhnya terhadap kebahagian.

Baca Juga : Viral Harga BBM Akan Naik Pada September 2018, Ini Penjelasan Resmi Pertamina

Kehidupan bertetangga mencakup 2/3 dari faktor kenapa seseorang merasa bahagia.

Masalahnya, tak tak semua orang dalam komunitas bertetangga bisa menerima segala perbedaan atau kekurangan tetangganya sendiri.

Apalagi di zaman sekarang, yang interaksi dengan tetangga terbilang minim karena satu dan lain hal.

Misalnya, ketersediaan waktu karena faktor pekerjaan. Hal seperti inilah yang terkadang mengancam keharmonisan bertetangga. Nah, bagaimana semestinya kita menyikapinya?

Jangan langsung berasumsi

Tak sedikit orang menganggap kehidupan bertangga dulu dekat dan berkesan. Nuasanya lebih menyenangkan, lebih guyub.

Namun, benarkah nilai-nilai kehidupan bertangga di zaman ini telah memudar, bahkan mengalami pergesaran makna? Amat disayangka memang jika nilai kebersamaan dan kepedulian  dalam bertentetangga telah terdegradasi.

Nah, bagi Anda yang berprasangka demikian, tahan dulu. Jangan dulu berpikiran negatif.

Kehidupan bertetangga sebenarnya tidaklah mengalami pergeseran makna. Hanya saja terdapat perbedaan orientasi di tiap-tiap individu.

“Sekarang ini sudah banyak orang orientasinya bukan lagi di tempat di mana dia tinggal, tapi ada orientasi kelompok acuan yang berbeda-beda,” Jelas Lidya Triana, dosen di Jurusan Sosiologi FISIP UI.