Find Us On Social Media :

Kerap Diidentikkan sebagai Burung Keramat, Gagak Sebenarnya Burung yang Cedas dan Cermat

By Intisari Online, Selasa, 11 September 2018 | 10:00 WIB

Intisari-Online.com - Sekitar 30-40 tahun yang lalu, di Pulau Jawa, khususnya di Yogykarta, gampang sekali ditemui burung gagak.

Burung-burung itu kerap terbang di atas pedesaan yang masih asri.

Banyak burung gagak di masa itu bersarang di pohon randu alas yang tinggi demi menghindari ulah manusia yang cenderung memusuhinya.

Tapi itu dulu.

Baca Juga : 6 Mitos Kehamilan yang Banyak Dipercaya, Salah Satunya Wanita Hamil Tak Boleh Naik Pesawat

Burung gagak sering diincar untuk dimatikan, sarangnya juga kerap dihancurkan karena dianggap burung keramat.

Apalagi induk burung gagak juga sering menyambar anak-anak ayam mengingat sulitnya mencari makanan sehingga akibat sifatnya yang predator itu, burung gagak  banyak dimusuhi orang-orang desa.

Pohon-pohon randu  alas yang menjadi sarang burung gagak juga banyak ditebang untuk diambil kayunya atau untuk membuat perahu lesung.

Alat penumbuk padi  yang dinamai lesung juga banyak yang dibuat dari pohan randu alas sehingga keberadaan pohon randu yang bisa tumbuh raksasa itu makin jarang.

Kawanan burung gagak akhirnya memilih bersarang pada sisa-sisa pohon randu alas yang  kebanyakan tumbuh di area pemakaman.

Akibatnya kesan burung gagak  yang keramat menjadi bertambah angker karena suka tinggal di pohon-pohon besar di kuburan.

Tapi pohon-pohon besar itu demi perluasan makam akhirnya ditebang juga dan hilanglah para burung gagak yang sering berkaok-kaok riuh rendah itu.

Padahal burung gagak seperti juga burung lainnya adalah burung yang patut dilestarikan.