Find Us On Social Media :

Mengenang 11 September yang Mengerikan, Runtuhnya Menara Kembar, dan Keterkaitan Osama bin Laden

By Afif Khoirul M, Selasa, 11 September 2018 | 06:30 WIB

Kurang dari 15 menit setelah serangan Pentagon, horor di New York kembali terjadi. Menara selatan WTC yang sebelumnya ditabrak pesawat, runtuh dan tumbang ke permukaan tanah. Menciptakan awan debu raksasa.

Struktur baja dari gedung pencakar langit yang bisa menantang angin dengan kecepatan 200 mil tersebut, pada akhirnya tidak mampu menahan panas luar biasa yang dihasilkan oleh bahan bakar.  

Pukul 10.30 pagi, menara utara menyusul kembarannya dan ikut runtuh.

Hanya enam orang di gedung WTC yang berhasil selamat dari bencana itu. Sekitar 10 ribu orang mengalami luka yang cukup parah.

Flight 93

Sementara itu, pesawat keempat – United Airlines Flight 93 – juga dibajak, 40 menit setelah meninggalkan Bandara Internasional Newark Liberty di New Jersey.

Namun, karena sebelumnya sempat mengalami penundaan, para penumpang sudah mengetahui apa yang terjadi di New York dan Washington dari telepon seluler dan pengeras suara.

Sadar bahwa pesawat yang mereka tumpangi tidak kembali ke bandara seperti yang dijanjikan teroris, sekelompok penumpang dan pramugari pun merencanakan sebuah pemberontakan.

Salah satu penumpang, Thomas Burnett Jr, mengatakan kepada istrinya melalui telepon: “Saya tahu bahwa kami semua akan mati. Namun, ada tiga orang di antara kami yang akan melakukan sesuatu. Saya mencintaimu, Sayang.”

Penumpang lain, bernama Todd Beamer, juga terdengar mengatakan: “Apakah kalian siap? Mari laksanakan!”

Sandy Bradshaw, seorang pramugari, menghubungi suaminya dan menjelaskan bahwa ia sudah menyelinap ke dapur dan sedang mengisi teko dengan air mendidih.

Pesan terakhirnya ke sang suami, berbunyi: “Semua orang sudah berlari ke kelas utama. Aku harus pergi. Sampai jumpa.”