Penulis
Intisari-online.com - Di sejumlah kitab suci diceritakan saat manusia pertama kali menyadari dirinya telanjang hingga akhirnya muncul rasa malu. Namun, tidak dijelaskan kenapa rasa malu itu bisa muncul?
Fakta berbicara, semua hewan telanjang (meski juga berbulu). Selama puluhan ribu tahun manusia purba juga pernah mengalami fase hidup telanjang. So, apa yang membuat rasa malu bisa muncul pada manusia?
Nah, sejumlah peneliti Inggris tertarik untuk menelitinya. Seperti dilansir Mentalfloss.com, para ilmuwan berteori bahwa pada dasarnya rasa malu bertelanjang bukan sifat bawaan manusia atau sudah ada sejak manusia dilahirkan.
Waduh, kok bisa?
Rasa malu untuk telanjang di depan umum muncul karena kondisi sosial. Manusia merupakan mamalia yang berorientasi punya pasangan seksual dalam hidupnya. Sehingga saat berinteraksi di lingkungan dalam diri manusia muncul insting untuk melindungi pasangannya.
Jika pasangannya dalam kondisi telanjang, akan muncul banyak godaan dan gangguan yang mengganggu hubungan pasangan tersebut. Akhirnya setelah melintas puluhan ribu tahun, muncul sebuah persepsi dan dogma bahwa ketelanjangan akan mengirimkan ancaman seksual bagi pasangan kawin.
Program televisi Hororizon di BBC Television menayangkan penelitian tentang hal ini. Pakar psikologi di Inggris mengumpulkan 8 orang berlainan jenis (tidak satu pun dari mereka penganut paham nudist) dalam sebuah lokasi.
Semuanya diminta telanjang bulat dan mesti tinggal bersama selama beberapa hari. Percobaan ini direkam dalam program Horizon BBC. Tujuan utamanya, menguji beberapa teori ilmiah yang menjelaskan mengapa bertelanjang membuat kita sangat tidak nyaman.
(BACA JUGA: Nenek 70 Tahun Ini Sudah 28 Tahun Tak Mengonsumsi Gula, Hasilnya Sungguh Luar Biasa)
Di antara mereka adalah Phil (39) dari Birmingham dan Kath (40) dari Dorset. Kekhawatiran terbesar Kath adalah dirinya akan menjadi bahan tertawaan peserta pria. Dan benar, Kath melihat sejumlah pria menertawakan hal-hal yang dianggapnya tidak lucu.
Kemudian Phil dan Kath diminta saling berhadapan. Kedua ditugasi mewarnai semua bagian tubuh orang di depannya. Setiap warna diberi kode makna. Merah berarti tidak nyaman, kuning berarti agak terangsang, dan hijau artinya baik-baik saja.
Apa yang terjadi?
Phil membatalkan niatnya saat akan mewarnai alat kelamin Kath. Sebaliknya Kath. Dia justru lancar melaksanakan tugasnya. Kath mampu mewarnai alat kelamin Phil dengan warna hijau, penuh setiap sentimeternya.
Selama beberapa hari mereka tinggal bersama dengan tidak mengindahkan kaidah-kaidah sosial yang selama ini berlaku di masyarakat. Namun, mereka dilarang berhubungan seksual.
Pada akhir penelitian, para peserta membuat kesimpulan bahwa rasa malu bertelanjang muncul karena persepsi lingkungan. Bukan bawaan lahir. Sebab jika tidak ada anggapan bahwa telanjang itu salah, mereka merasa baik-baik saja. Itu yang dirasakan mereka saat tinggal telanjang selama beberapa hari.
Tentu saja, hal ini baru sebatas penelitian yang perlu terus diuji kebenarannya.
(BACA JUGA: Petir Terganas di Dunia Ada di Indonesia Lo! Ini Dia Lokasinya)
(BACA JUGA: Misteri Kecantikan Ladyboy di Thailand, Bahkan Onderdilnya Pun Sama Dengan Wanita Tulen)