Find Us On Social Media :

Dedikasi Tinggi! Awasi Penebangan Liar dan Ingin Selamatkan Pohon, Wanita Ini Rela Tinggal di Atas Pohon Selama Dua Tahun

By Moh Habib Asyhad, Selasa, 6 Juni 2017 | 19:00 WIB

Perempuan ini tinggal di atas pohon selama dua tahun

Intisari-Online.com - Mungkin tidak semua orang memiliki cinta yang besar kepada lingkungan.

Tapi wanita ini tidak termasuk di dalamnya. Ia adalah seorang pecinta lingkungan yang rela tidur selama 2 tahun di atas sebuah pohon untuk mengawasi penebangan liar.

(Baca juga: Cara Asyik Cinta Lingkungan: Koran Bekas yang Bisa Tumbuh Jadi Tanaman Hanya dengan Diletakan di Pot)

Julia Hill, seorang pencinta lingkungan muda asal Amerika Serikat ini telah menghabiskan 738 hari atau sekitar dua tahun menakjubkan dengan tinggal di sebuah pohon kayu merah setinggi 60 meter. Pohon kayu merah itu ia beri nama Luna.

Aksinya ini dimulai saat ia berusia 22 tahun. Saat itu, Julia mengalami kecelakaan mobil dan membuat tengkorak kepalanya retak dan tidak dapat berbicara selama setahun.

Karena kejadian itu, Julia berhenti bekerja dan memutuskan menjelajahi dunia.

Tahun 1997, satu tahun setelah kecelakannya, ia bertemu sekelompok aktivis yang melakukan demonstrasi menentang penghancuran hutan kayu merah di California Utara, yang membentang sejauh ratusan kilometer.

Ketika melihat hutan tersebut, Julia terpesona oleh pohon-pohon hutan dan memutuskan untuk bergabung dengan kelompok tersebut.

Dengan berani dan tekun, Julia secara sukarela memanjat salah satu pohon tertinggi di hutan tersebut, yang sudah berusia 1.500 tahun. Harapannya, ia bisa menghentikan Maxxam Corporation, perusahaan yang mau menebangnya.

“Pohon-pohon ini tidak boleh ditebang. Di masa depan, pohon-pohon inilah yang akan menyelamatkan kita semua,” ucap Julia.

(Baca juga: Bermain Bola di Lapangan Ini Wajib Hati-hati Jika Tak Ingin…Buk, Menabrak Sebuah Pohon)

Seiring berjalannya waktu, tidak terasa Julia telah tinggal bersama Luna selama 738 hari. Ia pun dijuluki “Si kupu-kupu”.

Ia juga sukses mengemban misinya dan mendapat dukungan banyak orang.

“Saya senang misi saya sukses. Namun di sisi lain saya sedih. Saya telah menjadi bagian dari Luna (pohon tersebut) dan ia juga telah menjadi bagian dalam diri saya,” terang Julia ketika ia menginjak tanah lagi.