Penulis
Intisari-Online.com - Kenalkan, Pilar Olave (30 tahun). Ia adalah seorang aktris kelahiran Chile yang tinggal di Los Angeles, California, Amerika Serikat.
Sekitar 4 tahun lalu, tiba-tiba Pilar mulai lupa dengan skrip yang harus dibacanya. Ia mengalami gejala-gejala seperti kabut menyelimuti otak, mual, dada sesak, dan jantung berdebar.
Dalam waktu singkat ia menjadi alergi makanan dan minuman. Berat tubuhnya pun menurun drastis.
Setiap kali ia mencoba makan, sistem imunnya langsung menolak dan membuat ia pingsan. Ia pun mengalami syok anapilatik ketika tenggorokanku terbuka.
“Tetapi, ketika aku dibawa ke ruang gawat darurat tidak ada seorang pun yang tahu bagaimana mengobatiku. Kaki dan tanganku mati rasa dan pandanganku memudar, hingga pada satu titik aku mengira kehilangan pengelihatan,” cerita Pilar.
(Baca juga: Duh! Gara-gara Terkena Penyakit Langka, Ibu Ini Alergi pada Bayi yang Dikandungnya Sendiri)
(Baca juga: Mau Anak Bebas Alergi dan Asma? Makanlah Apel Saat Hamil)
(Baca juga: Ternyata Ada Perempuan yang Alergi Sperma, Lalu Bagaimana Bila Ingin Hamil?)
Ketika gejala-gejala yang dialami Pilar memburuk, dokter pun bingung. Hingga suatu ketika keluarganya menemukan ada pipa gas yang karatan di bawah tempat tidur Pilar.
Diduga gas beracun keluar dan pipa dan terhirup lama oleh Pilar. Itulah pada akhirnya keluarganya memahami apa yang terjadi.
“Kamar tidur dimana aku menghabiskan setiap menit dalam hariku, berbaring, tidak bergerak, tidak bisa bicara jelas, pandangan mengabur, rasa sakit sekali, dan susah untuk bernafas dan berbicara. Tidak tahunya pembunuhnya ada di bawah lantai,” kata Pilar.
Udara beracun yang dihirup setiap saat ia di dalam kamar merampas oksigen di tubuhnya dan merusak otaknya. Puncaknya adalah memengaruhi sistem imun dan syaraf dan menyebabkan tubuhnya beraksi langsung terhadap bahan-bahan kimia yang umumnya ada pada benda-benda di rumah.
Yap, keracunan gas membuat Pilar mengalami alergi terhadap banyak hal atau benda. Ia alergi terhadap air, pakaian, teknologi dengan medan magnetik, beberapa bahan kimia, hingga alergi terhadap manusia!
Saat alerginya sangat parah, Pilar menjadi tidak bisa berpergian. Bahkan ia juga tidak bisa berada di dekat suami dan orang-orang yang disayanginya.
Apalagi untuk menyentuh atau mencium suaminya pun ia tidak bisa. Hal ini dikarenakan tubuh Pilar sangat sensitif dengan bakteri.
Pilar juga memeriksakan diri ke sebuah klinik khusus di Texas yang menangani kasus-kasus berat akibat tercemar bahan kimia beracun. Untuk pergi ke sana, ia terpaksa naik mobil karena lingkungan dengan banyak bahan kimia selama penerbangan bisa beresiko.
Hasil pemeriksaan di klinik itu menyimpulkan bahwa Pilar mengalami keracunan lingkungan yang ekstrim.
Selama setahun ia pun harus ‘terkurung’ dalam ruangan khusus dan mengenakan masker. Ruangan khusus itu dilengkapi dengan alat pemurni udara yang bekerja 24 jam setiap harinya.
Sayangnya, terapi itu juga tidak bisa membuat Pilar hidup dengan normal kembali. Bukan karena ia tidak cukup kuat untuk bekerja lagi.
Tetapi, ia tetap harus tinggal di kamar dengan pemurni udara yang bekerja 24 jam setiap hari. Ia juga tidak bisa bersentuhan dengan suami atau orang lain.
Baru setelah mengikuti 200 sesi terapi oksigen di ruangan hiperbarik, Pilar bisa berjalan dan berbicara kembali. Walaupun ia sudah bisa menerima beberapa makanan, tetapi tetap saja ia masih alergi terhadap banyak benda.
“Terapi oksigen di ruang hiperbarik ini memang membantukku untuk bisa berjalan, berbicara, dan menguatkan sistem imun tubuhku. Tetapi akan memakan waktu tahunan bagi tubuhku untuk benar-benar pulih,” kata Pilar.
Sudah dua tahun terakhir ini Pilar hidup terisolasi. Bila tidak, ia akan mengalami sesak nafas, mual, dan beberapa masalah kesehatan lain
Ia berharap suatu saat hidupnya akan normal kembali. Memang ia merasa ini seperti mimpi buruk, tetapi suatu saat akan berakhir.
Tentunya terapi yang harus dijalani oleh Pilar berbiaya sangat mahal. Setelah bertahun-tahun dihadapi masalah penyakit langka ini, keluarganya dihadapkan pada masalah biaya.
Oleh karena itu, Pilar terdaftar di halaman GoFundMe. Ia berharap bisa mendapatkan sumbangan untuk biaya pengobatannya dari masyarakat sebesar 33.000 dollar AS atau Rp439 juta.