Penulis
Intisari-Online.com - Tanggal 11 September 2001 selamanya akan jadi sebuah sejarah bagi kehidupan manusia.
Kala itu, 19 militan dari kelompok ekstremis Al-Qaeda membajak empat pesawat dan melakukan serangan bunuh diri yang hebat.
Target utama mereka adalah menara kembar World Trade Center di New York, Amerika Serikat.
Menara WTC merupakan pusat perkantoran dan bisnis yang dihuni oleh ribuan pekerja di hari itu.
Dua pesawat berhasil dikuasai Al-Qaeda dan ditabrakkan ke menara WTC.
American Airlines Boeing 767 dengan 20.000 galon aftur menabrak menara utara WTC dan meninggalkan lubang besar di tengah bangunan disertai kebakaran hebat.
Itu adalah lantai 80 dari gedung setinggi 110 lantai dan langsung membunuh ratusan orang.
18 menit setelah kejadian itu, pesawat kedua muncul dari langit, berbalik tajam ke arah WTC dan menabrak menara selatan di lantai 60.
Baca Juga : Roy Suryo, Pakar Telematika yang Kepakarannya Diragukan Sejumlah Pihak
Sontak saja gedung besar itu rubuh ke tanah dan terbakar.
Saat jutaan orang menyaksikan peristiwa teror mengerikan di New York, sebuah pesawat America Airlines 77 menabrak sisi barat markas besar militer Pentagon di Washington pada pukul 9.45.
Bahan bakar yang tumpah menyebabkan api raksasa membakar bangunan beton markas besar Departemen Pertahanan Amerika Serikat itu.
Baca Juga : Abaikan Sanksi AS, Turki Siap Terima Rudal S-400 Rusia, NATO Makin Khawatir
Semua personel di sisi barat Pentagon berjumlah 125 orang tewas beserta dengan 64 penumpang di pesawat tersebut.
Suasana Amerika Serikat begitu mencekam. Teror besar-besaran terasa begitu nyata.
Ratusan nyawa melayang dan sirine ambulans saling bersahutan.
Sementara itu mereka yang berhasil selamat dari bahaya sibuk lari ke tempat aman dan mencoba menghubungi keluarga mereka.
Saat New York dan Washington sedang kacau serta diselimuti asap kebakaran gedung yang tebal, suasana di California mulai buruk.
Pesawat United Flight 93 dibajak sekitar 40 menit setelah meninggalkan Bandara Internasional Newark Liberty di New Jersey.
Pesawat ini sempat mengalami penundaan lepas landas dan penumpang telah menonton tayangan teror di New York dan Washington.
Setelah mereka tahu pesawat mereka akan bernasib sama seperti tiga yang lainnya, sekelompok penumpang dan awak kabin merencanakan perlawanan.
Para penumpang berjuang melawan empat pembajak yang telah berada di kokpit.
Baca Juga : Israel Ledakkan 5 Pesawat Mig-21 Soviet dalam 3 Menit, Mesir Terbitkan Larangan Tertawa, Ini Kisahnya
Karena adanya gangguan, pesawat kemudian tak menyasar target seperti rencana awal.
Pesawat itu menukik tajam dan melaju dengan kecepatan 500 mil per jam lalu menabrak pedesaan di dekat Shanksville, Pennsylvania. Semua orang di dalam pesawat, 44 jumlahnya tewas dalam kecelakaan itu.
Hingga saat ini, tak ada yang tahu sebenarnya apa target yang disasar oleh pesawat teroris ke-empat ini.
Banyak yang berspekulasi bahwa pesawat akan menyerang Gedung Putih (White House), US Capitol, retret presiden Camp David atau salah satu pembangkit listrik tenaga nuklir di pesisir timur.
Jelas ini tak sesuai rencana oleh kelompok teroris Al-Qaeda.
Sebanyak 2.996 orang tewas dalam serangan 9/11 termasuk 19 pembajak di dalam empat pesawat.
Serangan 9/11 ini membuat presiden Amerika saat itu, George Bush sangat murka dan bertekad untuk memerangi terorisme terutama menangkap pimpinan Al-Qaeda, Osama bin Laden.
Osama bin Laden berhasil diringkus dan dibunuh di tempat oleh pasukan khusus Amerika Serikat pada 2 Mei 2011 di Abbottabad, Pakistan.