Tidak Pernah Menyerah pada Keadaan, Tiga Wanita Cacat Ini yang Menyulam Topi Mark Philips

Moh. Habib Asyhad

Penulis

Tidak menyerah pada keadaan mereka, tiga orang cacat, ibu dan 2 anaknya, menyulam topi Mark Philips dan beberapa orang terkenal di London.

Intisari-Online.com – Ketika Puteri Anne menikah tahun 1973, suatu keluarga yang terdiri dari 3 wanita di London Tenggara duduk terpaku di muka TV mengawasi topi Mark Philips!

Topi upacara, terutama milik anggota keluarga kerajaan Inggeris, selalu menarik perhatian keluarga Crompton yang mencari nafkah dengan menyulam hiasan topi (dengan benang emas atau perak).

Merekalah yang menyulam tepian peci Mark Philips. Kalau ada tamu, dengan bangga mereka memperlihatkan guntingan gambar (dari majalah!) Mark Philips sedang mengepit pecinya.

Mereka menyulam tepian topi raja Constantine dari Yunani dan topi itu dipakai dalam upacara pernikahan raja. Ketika Pangeran Charles diresmikan sebagai Prince of Wales, topinya diberi hiasan tepi oleh mereka pula.

Baca Juga : Film Dokumenter tentang Kerajaan Inggris Ini Disembunyikan oleh Ratu Elizabeth II Selama 50 Tahun, Ada Apa?

Pangeran Philip mempunyai banyak topi hasil tangan mereka. Perwira-perwira tinggi dari Canada dan New Zealand, anggota-anggota senior pada angkatan perang Inggeris, polisi dan pemadam kebakaran semua memakai topi yang diberi tepian oleh keluarga Crompton.

Keluarga Crompton sangat bangga bahwa hasil karya mereka dipakai oleh orang-orang terkenal. Apakah orang-orang gede itu pernah tahu tentang keluarga Crompton, entahlah.

Hilda Crompton umurnya lebih dari 65 tahun. la melewatkan seluruh hidupnya di kursi beroda karena mengidap penyakit keturunan yang tidak bisa disembuhkan, yaitu Fragilitis Ossium. Penderita penyakit ini tulang-tulangnya rapuh sekali sehingga bunyi keras yang tiba-tibapun bisa mematahkannya.

Meskipun cacat, Hilda berhasil menikah dengan seorang tentara dan mempunyai 2 orang puteri : Betty yang sekarang berumur 42 tahun dan Irene yang berumur 38. Mereka juga lahir dengan Fragilitis Ossium. Mereka hidup di kursi beroda.

Baca Juga : Monarki Inggris Memang Kaya Raya, tapi Kekayaan Keluarga Kerajaan Arab Saudi 16 Kali Lipatnya

Betty begitu parah penyakitnya sehingga dalam perang dunia bunyi senapan penangkis serangan udara yang ditempatkan tidak jauh dari rumah mereka di Abbey Wood beberapa kali mematahkan tungkainya. Ketika giginya perlu dicabut, dokter gigi datang ke rumahnya.

Tetapi keluarga Crompton tidak mau menjadi orang cacat yang tidak mampu berbuat sesuatu. Mereka adalah wanita-wanita yang punya perhatian besar, gairah hidup dan cerdas.

Mereka berhasil untuk mencari nafkah sendiri dan tidak menggantungkan diri semata-mata kepada tunjangan pemerintah.

Hilda sejak semula memutuskan bahwa anak-anaknya harus hidup sedapat mungkin seperti orang biasa. “Saya ingat", cerita Irene, “ibu dari kursi berodanya mendorong kursi beroda Betty di muka dan sekaligus menarik kursi roda saya di belakang".

Baca Juga : 12 Foto Ini Seolah Ingin Buktikan Bahwa Keluarga Kerajaan Inggris Memang Punya Darah yang Sama

la bersikeras bahwa puteri-puterinya mesti ikut kepanduan. Betty dan Irene sebetulnya enggan sekali. Tetapi berkat ikut kepanduan ini mereka tidak takut bergaul dengan orang lain.

Hilda juga memutuskan bahwa kemampuan otak puteri-puterlnya harus dikembangkan. la minta kepada London Education Authority agar bagi puteri-puterinya bisa diberikan seorang guru yang mengajar di rumah.

“Orang-orang bilang kepada ibu bahwa tidak mungkin bisa diberikan guru untuk mengajar dua anak saya", cerita Betty. “Tetapi kenyataannya guru diberikan dan kami merupakan anak-anak pertama di Inggeris yang menerima pendidikan negara di rumah".

Mereka memanfaatkan pengajaran yang diterima dengan sebaik-baiknya. Mereka membaca banyak sekali, mendengarkan radio dengan setia dan sering berdebat mengenai politik. Betty seorang sosialis, tapi Irene berpihak kepada partai Conservatip.

Baca Juga : 12 Foto Ini Seolah Ingin Buktikan Bahwa Keluarga Kerajaan Inggris Memang Punya Darah yang Sama

Di meja tempat mereka bekerja mereka berdiskusi tentang Women's Lib segala. Betty di pihak Women's Lib, Irene anti.

Betty, Irene dan ibunya adalah orang-orang bisnis yang bisa melihat ke depan. Beberapa tahun yang lalu Hilda membeli rumah besar yang mereka diami. Karena mesti hidup dengan kursi beroda, tingkat-tingkat atas dibuat jadi flats dan disewakan.

Ketika sebuah kamar mandi di tingkat atas diubah, pembangun memotretnya dan memperlihatkannya kepada mereka, supaya mereka bisa melihat hasilnya. Mereka sendiri tidak bisa naik ke sana.

Betty dan Irene dulu pernah bekerja pada orang lain. Memang sulit mendapatkan pekerjaan karena keadaan tubuh mereka. Satu-satunya yang bisa dijumpai ialah pekerjaan melipat kartu Natal. Bayarannya murah sekali, untuk seratus lembar mereka dibayar 1 shilling dan sixpence.

Baca Juga : Royal Wedding Kerajaan Inggris, Putri Eugenie Ingin Pesta Pernikahannya Bebas Plastik

Perusahaan lalu mengajarkan mereka cara membuat sulaman penghias topi. Perusahaan tersebut memang menerima pekerjaan menyulam topi, tetapi kemudian karena kurang menguntungkan kontrak dibatalkan. Keluarga Crompton memutuskan untuk mengoper pekerjaan ini.

Mula-mula Irene sepanjang hari menilpon semua perusahaan-perusahaan pembuat pakaian seragam untuk menanyakan apakah mereka perlu menyulam topi-topi. Beberapa di antaranya tertarik dan minta dikirimi contoh.

“Tidak lama kemudian pekerjaan yang datang jumlahnya lebih banyak daripada yang bisa kami kerjakan. Kadang-kadang ada yang datang membawa contoh sambil berkata: “Yang seperti ini pasti anda tidak sanggup". Padahal contoh itu buatan kami juga karena kami menyulamkan topi untuk hampir semua badan".

Meskipun mereka duduk saja di kursi beroda, sekarang mereka tidak kesepian, sebab banyak orang datang.

Baca Juga : Siapa Sangka, 5 Anggota Keluarga Kerajaan Inggris ini Jalin Persahabatan Erat dengan Selebritas

“Pria-pria yang mengepas bercerita tentang isteri mereka yang rewel, gadis-gadis menceritakan masalah yang dihadapinya dengan pacar, ibu-ibu mengeluh anaknya nakal-nakal, bahkan pernah datang gadis yang takut berhadapan dengan orang karena ada noda merah dimukanya.

Mungkin mereka bisa mendapat kekuatan melihat ketabahan wanita-wanita Crompton yang giat bekerja dan cuma bisa mengawasi dunia melalui jendela. (FWF)

(Tulisan ini pernah dimuat di Majalah Intisari edisi September 1974)

Baca Juga : Keluarga Kerajaan Inggris Ini Hampir Tak Pernah Melihat Uang

Artikel Terkait