Dolar Diprediksi akan Kehilangan Kekuatannya Tahun 2025, Mata Uang ini yang Akan Menggantikannya

Aulia Dian Permata

Penulis

Mata uang dolar saat ini yang paling banyak digunakan di dunia, tapi diprediksi tahun 2025 mendatang, dolar akan kehilangan dominasinya.

Intisari-Online.com – Saat ini dolar menunjukkan kekuatannya pada rupiah, nilai tular 1 $ terhadap rupiah menyentuh Rp15.000 per dollar AS.

Tidak diragukan Dolar memang menjadi mata uang paling populer di dunia.

Hampir 85 persen dari total transaksi valuta asing dilakukan menggunakan dolar.

Tetapi dalam 10 tahun ke depan, dominasi dolar sebagai mata uang global mungkin akan terancam.

Baca Juga : Dalam Dolar Amerika Serikat Ada Senjata Kata-kata Melawan Komunisme

Ronald Sanders diplomat Amerika Serikat, pada tahun 2015 lalu menuliskan dalam situsnya sirronaldsanders.com bahwa komunitas dunia harus mengaharapkan yuan atau yang dikenal sebagai reminbi digunakan secara luas seperti dolar AS.

Selama hampir satu dekade, mata uang China telah populer di negara-negara tetangga yang, bersama dengan China, adalah salah satu negara dengan pertumbuhan tercepat.

Sekarang, reminbi menjadi populer di negara-negara Barat juga, karena perdagangan mereka dengan China meningkat dan mereka menargetkan pasar China untuk investasi dan pariwisata.

Dalam laporan berjudul "Global Development Horizons 2011: Multipolarity - The New Global Economy" Bank Dunia memprediksikan bahwa dolar AS akan kehilangan dominasi pada tahun 2025.

Sistem multinasional yang berpusat pada dolar, euro dan yuan akan menggantikannya.

Prediksi Bank akan terealisasi karena China bekerja dengan giat untuk menempatkan yuan ke dalam mata uang yang terdiri dari Special Drawing Rights (SDR) Dana Moneter Internasional (IMF) pada tahun 2020.

Sebelumnya hanya empat mata uang yang sekarang menjadi bagian dari keranjang IMF yang ada, dolar AS, euro, pound Inggris dan yen Jepang.

Pada November tahun 2015 lalu yuan akhirnya masuk dalam keranjang Special Drawing Rights (SDR), IMF menetapkannya sebagai mata uang internasional.

Pada tahun 2020, IMF akan melakukan tinjauan lima tahun untuk memutuskan mata uang mana yang harus ada dalam keranjang.

Baca Juga : Dulu Lahir dengan Berat Sama dengan Sekaleng Coca-cola, Begini Kondisi Bayi ini Sekarang

Hampir bisa dipastikan bahwa yuan akan ada di antara mereka.

Ada tiga indikator yang sangat kuat tentang mengapa hal ini mungkin terjadi.

Pertama, investasi luar negeri China akan mencapai US $ 1,25 triliun dalam waktu sepuluh tahun; itu akan menjadi yang kedua setelah AS.

Kedua, cadangan yuan lepas pantai saat ini mencapai US $ 319,7 miliar dan naik.

Ketiga, kartu debit UnionPay China, yang diperkenalkan di China pada tahun 2002 sebagai kartu kredit dan debit domestik, kini telah menyebar sebagai kartu kredit ke lebih dari 140 negara.

Beberapa bank di ibu kota besar dunia juga menerima kartu debit UnionPay di mesin kasir otomatis (ATM), termasuk di Amerika Serikat.

Akhirnya, kartu ini akan menjadi banyak digunakan di seluruh dunia sebagai kartu AS dan Eropa.

Baca Juga : Tunjangan PNS Akan Naik Hingga 50 Persen, Makin Tertartik Ikut CPNS Tahun Ini Nih!

Artikel Terkait