Penulis
Intisari-Online.com – Asian Games 2018 memang sudah berlalu, tapi kesuksesan Indonesia di pencak silat jadi bahan perbincangan.
Anda tentu ingat saat atlet pencak silat asal Malaysia, Jamari Mohd Al Jufferi, yang merusak venue.
Jamari merusak venue setelah mengaku kecewa dengan juri di partai pencak silat nomor tarung putra kelas E 65 kg-70 kg Asian Games 2018, Senin (27/8/2018).
"Ya, saya mengundurkan diri karena tidak puas dengan juri 2 dan 3. Saya merasa tak dihargai," ujar Jamari dikutip dari BolaSport.com.
Baca Juga : Hendrik Brocks, 'Macan Asia' Peraih 3 Medali Emas Asian Games 1962 yang Kini Hidup dalam 'Gelap'
"Peluang untuk cabang olahraga ini dipertandingkan di Olimpiade semakin kecil jika kualitas pengadil seperti ini," tambahnya.
Meski begitu, ia tak mempersoalkan pesilat Indonesia, Komang Harik Adi Putra, yang berhasil meraih emas.
"Saya tak marah ke Komang. Dia sama seperti saya, hanya seorang pesilat. Kami hanya mencari medali," tutur Jamari.
Jamari akhirnya meminta maaf kepada Menpora Malaysia, Syed Saddiq.
Jamari Mohd Al Jufferi bahkan berlutut dan menangis di depan Syed Saddiq.
Di Asian Games 2018, Indonesia memang berjaya di cabor pencak silat.
Tak tanggung-tanggung, para pesilat Indonesia meraih 14 medali emas di Asian Games 2018.
Emas pencak silat pertama diperoleh oleh Puspa Arumsari, sementara emas terakhir diperoleh oleh Wewey Wita.
Berkat prestasi ini, Indonesia berhasil menggeser posisi Iran.
Baca Juga : Tak Hanya Dapat Bonus Uang, Tiga Atlet TNI AD Peraih Medali Asian Games Juga Dapat Kenaikan Pangkat
Indonesia pun naik ke posisi 4 dalam klasemen perolehan medali.
Pencapaian ini, ternyata membuat netizen Malaysia melontarkan komentar-komentar nyinyir.
Namun, komentar-komentar nyinyir netizen tersebut hanya membuka borok Malaysia saat menjadi tuan rumah Sea Games 2017.
Keberhasilan Indonesia di pencak silat tersebut ternyata juga disoroti Yordania yang menempati peringkat ke-23 Asian Games 2018.
Sekretaris Jenderal Komite Olimpiade Yordania (JOC), Nasser Majali, mempertanyakan validitas keberhasilan Indonesia dalam pencak silat.
Dikatakannya, medali yang dimenangkan tuan rumah tersebut tidak memiliki nilai.
Senin (2/89/2018), Majali mempertanyakan makna medali dari pencak silat itu, dilansir dari insidethegames.
"Saya mengerti bahwa negara tuan rumah ingin menunjukkan kekuatan, dan ini juga berlaku untuk Olimpiade."
"Tetapi jika saya dalam posisi tuan rumah, saya pasti tidak akan melakukannya dengan cara seperti itu, saya terutama tidak akan menonjolkan olahraga nasional," katanya.
"Apa yang akan dihadapi Indonesia di Asian Games berikutnya adalah mereka tidak akan pernah bisa mengalahkan perolehan terbaik mereka saat ini, selamanya."
"Ini tidak asli," kata Majali.
Baca Juga : Daftar Besaran Bonus Asian Games 2018, Ternyata Tidak Semua Peraih Emas Dapat Rp1,5 Miliar
Dilansir dari Tribun Medan, protes negara Iran juga senada dengan Yordania.
Iran memprotes tindakan Dewan Olimpiade Asia (OCA) yang mengakui pencak silat di Asian Games 2018 sebagai hadiah terhadap Indonesia.
Seperti dilansir dari media Iran, en.mehrnews.com, Presiden Komite Olimpiade Nasional Iran (NOC), Reza Salehi Amiri menyatakan, pencak silat merupakan cabang olahraga yang tidak dikenal dan hanya dipraktikkan oleh sekelompok kecil negara di Asia.
Presiden OCA, Sheikh Ahmed, sendiri telah memberikan tanggapan atas protes Iran dengan pernyataan yang kurang meyakinkan, kata Reza Salehi Amiri.
Menurutnya, Sheikh Ahmed mengatakan: "hak istimewa semacam ini juga akan diberikan kepada Iran jika pertandingan diadakan di negara itu".
Menurut Salehi, OCA bertanggung jawab untuk ini.
“Di setiap disiplin olahraga, ratusan atlet bersaing untuk mencapai Asian Games, dan puluhan mencoba untuk memenangkan medali, dan fakta bahwa negara tuan rumah dapat dengan mudah memenangkan banyak medali sangat disesalkan,” ujarnya. (Alga Wibisono)
Artikel ini pernah tayang di Tribun Jatim dengan judul "Keberhasilan Pencak Silat Dikritik 3 Negara, Ada yang Sebut Perolehan Emas Indonesia Tak Ada Nilai
Baca Juga : Kisah Penjual Air Isi Ulang yang Tak Kuasa Menahan Tangis saat Anaknya Berhasil Meraih Medali Emas