Dulu Ditinggal Wanita karena Hanya Jadi Kuli Bangunan, Nasib Pria Ini Kini Bikin Mantan Pacar Menyesal

Aulia Dian Permata

Penulis

Orang tua selalu menginginkan yang terbaik untuk anak-anak mereka dan mereka sering melakukan apa pun yang mereka anggap terbaik.

Intisari-Online.com - Orang tua selalu menginginkan yang terbaik untuk anak-anak mereka dan mereka sering melakukan apa pun yang mereka anggap terbaik untuk anak-anak mereka.

Bahkansemua yang "terbaik" itu mungkin justrumenghancurkan hati anak-anak mereka.

Dalam cerita ini, seorang pria menceritakan pengalamannya tentang apa yang terjadi ketika status dan uang menjadi prioritas di atas cinta.

20 tahun yang lalu, setelah lulus SMA, Michael memutuskan untuk tidak melanjutkan studinya dan bekerja sebagai kuli bangunan seperti ayahnya.

Baca Juga : Gadis 4 Tahun Kena Infeksi Mematikan Setelah Coba Sepatu Tanpa Kaus Kaki, Bisakah Hal Itu Terjadi pada Semua Orang?

Itu bukan rencana awalnya, tetapi karena ayahnya tidak mampu membayar biaya kuliahnya, dia memutuskan bahwa yang terbaik baginya adalah melupakan mimpinya untuk melanjutkan studi di universitas.

Pacarnya yang bernama Irene menemukan bahwa Michael tidak ingin melanjutkan studinya dan pacarnya sangat marah dengan Michael.

Dia tidak ingin punya suami yang statusnya di bawahnya walau pacarnya pekerja keras.

Michaelkecewa ketika Irene berjalan menjauh dari hidupnya.

Irene adalah cinta pertamanya saat itu.

Butuh waktu untuk pulih dari perpisahan dan Michael menyibukkan diri dengan pekerjaannya untuk melupakan rasa sakitnya.

Beberapa bulan kemudian, dia bertemu dengan seorang gadis bernama Judy.

Segera, dia dan Judy saling jatuh cinta dan mereka saling berkencan selama dua tahun.

Suatu hari, Judy membawa Michael pulangke rumahnya dan memperkenalkan Michael kepada orangtuanya.

Baca Juga : Bukan karena Hal Mistik, Inilah Alasan Mengapa Masyarakat Jawa Menganggap 'Sakral' Bulan Suro

Sayangnya, orang tuanya tidak menyetujui hubungan mereka ketika mereka tahu apa yang Michael lakukan untuk mencari nafkah.

Mereka bahkan mengatakan kepadanya bahwa dia tidak memiliki masa depan jika dia terus bekerja sebagaikuli bangunan.

Tidak lama setelah itu, dia dan Judy putus.

Michael menemukan dirinya kembali ke titik awal, seperti ketika Irene dan dia putus tahun lalu.

Dia patah hati dan merasa putus asa karena putus.

Namun ia terus bekerja keras sampai suatu hari, teman-temannya menyarankan kepadanya untuk pergi ke Australia di mana bayarannya relatif tinggi dibandingkan dengan Taiwan.

Michael akhirnya pergi bermigrasi ke Australia dan menemukan pekerjaan sebagai pekerja konstruksi.

Pada awalnya itu benar-benar sulit baginya karena dia tidak fasih berbahasa Inggris dan dia nyaris tidak dapat beradaptasi di tempat asing baginya.

Tapi, dia terus melanjutkan karirnya.

Setelah lima tahun, ia memutuskan untuk kembali ke Taiwan dan menjadi kontraktor.

Baca Juga : Misteri Jam Raksasa di Candi Borobudur, Bukti Bahwa Mahakarya Wangsa Syailendra Ini Memang Penuh 'Keajaiban'

Bertahun-tahunkemudian ia akhirnya bisa memiliki perusahaan konstruksi sendiri.

Ia menjadi kontraktor yang sangat sukses dan memiliki beberapa real estate terkenal di seluruh negeri

Suatu hari, dia mendengar berita bahwa cinta pertamanya, Irene baru saja bercerai.

Dia menikah dengan seorang profesor tetapi mantan suaminya berselingkuh ketika dia pergi ke Tiongkok untuk perjalanan bisnis.

Setelah perceraian, mantan suaminya meninggalkan dia dan putra mereka yang berusia 5 tahun.

Baca Juga : 6 Tren Kecantikan Zaman Dulu Ini Justru Sangat Berbahaya, Ada yang Gunakan Arsenik hingga Radioaktif

Sementara itu, Judy yang mendekati usia 40-an masih belum menikah karena orangtuanya selalu tidak menyetujui pilihannya.

Michael hanya bisa mendesah ketika dia mendengar apa yang terjadi pada mantan kekasihnya.

Sayangnya, dia tidak bisa memutar kembali waktunya.

Dia berharap suatu hari nanti, seorang wanita bisa menerima dia seperti dia dan begitu juga keluarganya.

Ceritanya menyajikan pelajaran bagi semua orang tua yang selalu ingin anak mereka mengikuti jejak atau keinginan mereka dan memilih untuk mengabaikan perasaan anak-anak mereka.

Meskipun dapat dimengerti bahwa semua orangtua menginginkan yang terbaik untuk anak-anak mereka. (Intisari-Online.com/Adrie P. Saputra)

Baca Juga : Nilai Tukar Rupiah Dekati Rp15 Ribu, Ini 7 Perbedaan Kondisi Ekonomi 1998 dan 2018

Artikel Terkait