Penulis
Intisari-Online.com- Usia boleh tua, namun soal keberuntungan pangkas rambut Ko Tang tidak kalah jika diadu dengan tempat pangkas rambut kekinian.
Berdiri sejak 1936, nama pangkas rambut Ko Tang justru langsung melejit sejak kedatangan Joko Widodo, mulai dari pencalonan gubernur DKI Jakarta 2012 dan Pilpres tahun 2014.
Ko Tang yang dulu sohor di kalangan Tionghoa sekitaran Glodok, kini memiliki banyak pelanggan para politikus .
Bahkan memiliki pelanggan khusus dari daerah di luar Jakarta, seperti Cirebon.
Baca Juga:Bukan Lemah Jantung, Ini Alasan Sebenarnya Tangan Anda Selalu Berkeringat dan Basah
Kepopuleran Ko Tang pun menarik minat beberapa politisi, mulai dari Sandiaga Uno, Abraham 'Lulung' Lunggana, Djarot Saiful Hidayat hingga Rizal Ramli.
Sebagai bukti, terdapat deretan foto-foto tokoh tersebut di dinding pangkas rambut Ko Tang.
Pi Cis (57), salah satu pemangkas bercerita, kedatangan Jokowi yang akhirnya terpilih menjadi gubernur dan presiden, memunculkan anggapan Ko Tang sebagai pembawa hoki.
Baca Juga:Mengintip Kota Kuala Kencana Milik PT Freeport di Papua: Modern, Canggih, dan Bersih!
“Jadi yang lain ikut. Pembawa hoki,nih. Pada kemari dah tuh, Djarot, Sandiaga, sekarang jadi wapres (wakil presiden) kan tuh,” cerita Pi Cis saat bertemu dengan Chief Barber Voyage 2018, Jakarta.
“Mitosnya gitu. Tapi kitasihyang cukur biasa aja.”
Cerita lain Pembawa hoki bukan satu-satunya cerita Ko Tang. Bertahan hingga lebih dari delapan dekade, Ko Tang adalah pangkas rambut modern di masanya.
“Nama Ko Tang sendiri berartihigh class. Itu juga yang dulu membedakanbarbershopkami dengan tempat pangkas lain,” cerita Pi Cis.
Bertempat di Gang Gloria, Glodok, jejak modernitas Ko Tang yang masih tersisa mulai dari teknik hingga peralatan serta bangku cukur.
Untuk teknik, misalnya, menurut Pi Cis, pembeda Ko Tang dengan pangkas rambut lain adalah fasilitas korek kuping.
Teknik ini diajarkan secara turun-temurun--dan disebut paling susah.
Dalam praktiknya, ada beberapa besi yang dibalut dengan sikat dan kapas, serta satu pinset. Pi Cis pun harus teliti saat membersihkan.
"Enggak bisa sembarangan orang. Korek kuping di kami pasti bersih dan sama sekali tidak terasa (sedang dibersihkan). Bahkan, sampai sekarang ada beberapa pelanggan khusus untuk korek kuping saja," kata Pi Cis.
Bertahan dan menunggu Pasang surut perjalanan Ko Tang telah dilalui di tengah modernitas dunia pangkas rambut.
Saat ini ada tiga pemangkas, termasuk Pi Cis, yang masih bertahan. Dalam satu hari, setiap pemangkas mendapat 3-4 pelanggan.
Berbeda jauh dari masa kejayaan hingga tahun 2000-an. Tenar dan disambangi pejabat tak bisa membuat popularitas Ko Tang menarik pelanggan di kalangan anak-anak muda.
Mereka kini mengandalkan para pelanggan yang sudah berusia lanjut.
Saat ditanya masa depan Ko Tang, Pi Cis mengaku bahwa tak ada generasi penerus, selain mereka.
Beberapa kali berusaha mencari pemangkas, namun tak menemukan hasil, karena tidak sesuai.
“Kalau saya ingin terus, tapi setahu saya, generasi ini (Ko Tang) sudah habis,” ungkap Pi Cis.
Kendati demikian, Pi Cis kini masih bersemangat dan tetap mencukur, tak peduli berapa pun pelanggan yang ia dapat. Baginya profesi ini sudah mendarah daging. (Kahfi Dirga Cahya/Kompas)Artikel ini telah tayang diKompas.comdengan judul "Ko Tang, Pangkas Rambut Pembawa Hoki dari Glodok"