Tugas Utama Agen Rahasia CIA Memang untuk Mengacaukan Negara Orang, Benarkah?

Moh Habib Asyhad

Penulis

Metode Brutal CIA Tangani Tersangka Terorisme Bocor Lewat Laporan Ini

Intisari-Online.com -Central Intelligence Agency (CIA) merupakan badan intelijen pemerintah Amerika Serikat yang dioperasikan oleh orang-orang sipil yang memiliki berbagai keterampilan.

Salah satunya adalah keterampilan bertarung dan menggunakan senjata serta bertempur ala anggota militer.

Kendati SDM-nya bukan semuanya dari kalangan militer, CIA pada awal berdirinya merupakan organisasi yang terdiri atas anggota militer.

(Baca juga:Jangan Suka Mandi Matahari dengan Telanjang, Begini Akibatnya)

Cikal bakal berdirinya CIA adalah terbentuknya unit intelijen Office of Strategic Services (OSS) yang sudah terbukti sukses selama PD II. Pada saat itu OSS merupakan unit pendukung dan salah satu cabang dari militer AS.

CIA secara resmi dibentuk pada 18 September 1947 dengan penandatanganan antara Badan Keamanan AS, National Security Act (NSA), dengan presiden AS Harry S. Truman.

Direktur CIA pertama dipercayakan kepada tokoh militer Letjen Hoyt S Vandenberg.

Selama Perang Dingin berlangsung tugas agen CIA lebih banyak difokuskan pada kegiatan kontra-intelijen dengan sasaran beragam target seperti persenjataan nuklir, teknologi pesawat, dan lainnya.

Pada masa ini, CIA mendapatkan rival yang tangguh dari agen rahasia Uni Soviet, KGB.

Setelah Perang Dingin berakhir kegiatan CIA kemudian diarahkan kepada penanggulangan peredaran narkoba, perdagangan senjata gelap, dan terorisme, khususnya saat AS mendapat serangan teror pada 11 September 2001 yang meruntuhkan menara kembar World Trade Center.

Operasi CIA berlangsung hampir di seluruh penjuru dunia, sehingga setiap negara yang sedang mengalami konflik politik biasanya mencurigai adanya unsur-unsur CIA di balik konflik yang sedang berkobar itu.

Semasa pemerintahan Presiden Soekarno, Soeharto, dan peristiwa G-30-S yang pernah terjadi di Indonesia, konon CIA ada di balik peristiwa yang sangat bersejarah itu.

(Baca juga:Inilah "Phunsukh Wangdu" Asli, Insinyur Jenius yang Menginpirasi Peran Aamir Khan dalam 3 Idiots)

Modus operasi CIA jika akan mengguncang pemerintahan negara lain memang sudah menjadi rahasia umum. Biasanya tim CIA dikirim untuk mempengaruhi dan melatih gerakan bawah tanah atau klandestin untuk dijadikan sekutu.

Gerakan itu juga diberi senjata dan dana untuk digunakan menumbangkan pemerintah yang sah.

Kadang terjadi gesekan antara operasi CIA dan pasukan khusus AS di belakang garis pertahanan musuh karena dua kekuatan istimewa ini memang wajib merahasiakan operasi masing-masing.

Pada perkembangan terkini, CIA yang bermarkas di Langley, Virginia, AS dan memiliki 20 ribu anggota.

Tugas mereka tetap sama: mengumpulkan dan menganalisis data pemerintah atau negara lain yang sedang diincar AS, menyelidiki korporasi asing, dan individu.

Struktur organisasi CIA terdiri atas Markas Besar atau Kantor Para Pejabat Eksekutif, National Intelligence Estimates, Direktorat Intelijen, Dinas Klandestin Nasional, dan Direktorat Pendukung.

Hasil semua operasi intelijen kemudian menjadi masukan bagi kebijakan publik yang akan diambil pemerintah atau militer AS.

(Baca juga:Terbukti Secara Ilmiah, Puasa Berikan Energi Positif Bagi Lahir Batin)

Ketika perang melawan terorisme mulai dikobarkan AS pada 2004, CIA pun mengalami perkembangan dan kemudian berdiri Director of National Intelligence (DNI).

DNI yang juga merupakan lembaga pengganti NSA itu tugasnya antara lain mengkoordinasi, mengevaluasi, mengkorelasi, dan mengirim agen CIA ke berbagai sasaran.

Hasil dari semua kegiatan yang dilaksanakan DNI dan merupakan informasi terkini itu lalu disampaikan langsung kepada Presiden AS yang selanjutnya memutuskan langkah apa yang harus segera dilaksanakan.

Pada intinya, tugas utama CIA adalah mengacaukan negara orang!