Penulis
Intisari-Online.com - Serangan teror di acara konser Ariana Grande, Manchester Inggris, Senin (22/5) 2017 yang menewaskan 19 orang dan puluhan lainnya luka-luka mengindikasikan bahwa Inggris telah menjadi sasaran utama terorisme.
(Baca juga: 19 Orang Tewas dan 50 Orang Luka-luka Akibat Ledakan yang Terjadi di Lokasi Konsel Ariana Grande)
Inggris yang mengirimkan pasukannya ke Afghanistan, Irak, dan Suriah untuk membantu militer koalisi AS, memang telah menjadi sasaran teror kelompok ISIS.
Peristiwa serangan bom dalam acara konser itu bisa dikaitkan dengan serangan teror yang telah terjadi di depan Gedung Parlemen Inggris, Westminster, London, pada Rabu (22/3).
Akibat serangan teror yang dilakukan oleh pelaku tunggal bernama Masood sekitar 4 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka.
(Baca juga: Foto dan Video Ini Tunjukkan Betapa Mencekamnya Suasana Konser Ariana Grande Setelah Terjadinya Ledakan)
Pelaku teror yang bersenjata pisau dan menabrakkan mobilnya ke kerumunan pejalan kaki tewas setelah ditembak oleh polisi Inggris.
Kelompok teroris ISIS kemudian mengaku bertanggung jawab atas serangan teror yang telah dilakukan Massod.
Tewasnya Massod jelas membuat para kelompok teroris ISIS yang telah tersebar di berbagai negara tidak mau tinggal diam.
Apalagi dalam ideologi para teroris ISIS,jika ada salah satu rekan mereka gugur saat “menjalankan tugasnya”, pasti akan ada aksi balas dendam.
Serangan teror di acara konser Ariana Grande bisa digolongkan sebagai aksi balas dendam ISIS karena memiliki pola serangan “gaya ISIS”.
(Baca juga: Manchester Arena yang Jadi Lokasi Konser Ariana Grande Merupakan Salah Satu Arena Tersibuk di Dunia pada 2016)
Yakni, dengan mengerahkan seorang pelaku bom diri ke acara-acara yang bersifat massal atau kepada kerumunan orang.
Serang pengebom bunuh diri gaya ISIS kadang juga dilakukan oleh beberapa orang sekaligus.
Memang sangat sulit untuk mencegah seorang pengebom bunuh diri yang biasanya juga warga setempat ketika diam-diam menyusup ke acara yang bersifat kolosal.
Serangan teror di konser Ariana Grande juga merupakan serangan terencana karena bom meledak ketika konser sedang berlangsung.
Artinya pelaku pengebom bunuh diri menikmati acara konser terlebih dahulu sebelum akhirnya meledakkan bom.
Serangan ini sekaligus menunjukkan bahwa pelaku teror yang siap mati terlihat biasa-biasa saja dan tidak menimbulkan kecurigaan sama sekali.