Penulis
Intisari-Online.com -Ibarat bendera, Naufal Raziq saat ini sedang berkibar-kibar. Namanya dibicarakan di mana-mana, ia diundang dari acara satu ke acara lainnya.
Tak lain, itu berkat keberhasilannya menemukan listrik dari pohon kedondong pagar yang tak jauh dari rumahnya.
(Baca juga:Menyusuri Kembali Evolusi Manusia Melalui Penemuan Tengkorak Berumur 400 Ribu Tahun)
Keberhasilannya menemukan listrik itu bermula dari tugas sekolah yang mestia ia rampungkan.
Naufal berasal dari Langsa, Nanggroe Aceh Darusalam (NAD). Saat ini bocah 15 tahun itu sedang menempuh pendidikan di kelas 3 MTsN 1 Langsa, dan mengaku sangat mengagumi sosok B.J. Habibie dan Thomas Alva edison.
Naufal mengaku mulai mengenal adanya kandungan listrik dari buah-buahan melalui pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di sekolahnya.
Waktu itu ia diajarkan mengenai adanya listrik dari kandungan buah-buah asam seperti kentang, jeruk, dan mangga.
Setelah berhasil mencoba pada kentang kemudian ia berpikir kalau buahnya asam maka pohonnya juga pasti mengandung asam yang kemudian membuat Naufal bereksperimen lebih jauh hingga berhasil menemukan pada pohon kedondong pagar yang menghabiskan waktu hingga tiga tahun.
“Jadi Naufal menemukan dondong pagar ini terpikir oleh buah asam tentu saja dipohonnya mengandung asam, Naufal menemukan dondong pagar ini bertahap, dari mangga belimbing asam jawa sekurangnya tiga tahun,” tutur Naufal saat ditemui di kantor kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Jumat (19/5).
Video Naufal Raziq
Pohon kedondong pagar menurut Naufal memiliki batang yang besar dan mudah tumbuh sehingga dianggap mampu lebih cepat menyediakan listrik.
“Jadi masing-masing pohon itu ada keunggulannya kenapa kedondong pagar karena memiliki batang yang besar mudah tumbuhnya jika kita kupaskan kulitnya dia tidak busuk malah menyembuhkan dirinya, recovery,” ungkap Naufal.
(Baca juga:Bung Hatta dan Sepatu Bally, Kesederhanaan Yang Menggetarkan Jiwa)
Untuk menghasilkan listrik dibutuhkan pula tembaga dan logam yang digunakan untuk mengubah listrik menjadi asam. Lalu tembaga dan logam dilapisi tisu dan kain yang kemudian ditempelkan ke pohon untuk menghantarkan listrik.
“Jadi dengan kain fungsinya mengubah asam menjadi listrik. Setelah dibungkus dengan tisu dengan kain dilipat jadi satu dan sudah bisa dipasang ke pohon,” ucap Naufal.
Dari satu pohon kedondong pagar dapat menghasilkan empat buah lubang. Tiap lubangnya mengandung tegangan listrik sebesar 1 Volt.
“Untuk penerangan, 4 pohon itu satu lampu, 8 pohon 2 lampu,” ungkap Naufal.
Perihal biaya, untuk dua lampu dalam satu rumah menghabiskan dana sebesar Rp1,2 juta yang ke depannya akan difasilitasi oleh Pertamina.
“Sekitar untuk dua lampu satu rumah 1,2 juta, jadi sekarang ini saya dibina Pertamina. Jadi, fasilitas itu Pertamina semua yang nanggung jadi masyarakat tinggal sediakan pohon aja, jadi alat dari kita,” imbuh Naufal.
(Baca juga:Polisi Muda Ini Ubah Lokasi Prostitusi Dan Miras Jadi Tempat Mengaji Dengan Uang Pribadinya)
Naufal sendiri memulai penemuannya tentang pohon kedondong pagar berlistrik itu ketika usianya 12 tahun atau ketika duduk dibangku kelas 1 SMP.
Namun berdasarkan cerita dari orangtuanya ia sudah memiliki bakat bereksplorasi sejak duduk di Taman Kanak-Kanak (TK) seperti membongkar mainan mobil-mobilannya dan menggunakan dinamo penggerak mainanannya untuk menggerakkan mainan lainnya.
Bakat tersebut juga turun dari ayahnya yang menggeluti bidang elektronika.
“Jadi orangtua saya bekerja di bidang elektronik seperti menerima service elektronik kayak kulkas, sound system, jadi aku tertarik elektronik karena asik, menantang, kita harus teliti seperti cara membuat speaker, dan lain lain,” pungkas Naufal.