Penulis
Intisari-online.com - Ketimbang mengutuki kegelapan, lebih baik menyalakan lilin.
Itulah yang dilakukan polisi muda,anggota Bhabinkamtibmas dari Polres Baubau, Polda Sulawesi Tenggara (Sultra), Bripka La Ode Astar. Dengan uang pribadinya, dia mengubah sebuah lokasi tempat miras menjadi tempat belajar mengaji di lingkungan Bariya, Kelurahan Baadia, Baubau.
Tak hanya berhenti sampai di situ. Melihat masjid terdekat di kampungnya sangat jauh, dia mengumpulkan gajinya yang tak seberapa untuk membeli sebidang tanah untuk dibangunkan masjid.
"Saya bangga dengan anggota saya ini, Bripka La Ode Astar. Kalau saya jadi dia, saya belum mampu seperti itu. Dia bekerja melebihi panggilan tugas. Ini semua Rahmat Tuhan, mudah-mudahan semuanya berkembang lagi. Di usia seumur dia pasti yang lain memikirkan untuk membeli motor, tapi La Ode Astar beda, dia memilih bangun masjid untuk warga," ujar Karo Penmas Mabes Polri, Brigjen Pol Rikwanto.
(BACA JUGA:Malangnya Didin, Gara Gara Menangkap Cacing Terancam Penjara 10 Tahun)
Kamis (18/7/2017) Rikwanto menyambangi La ode Astar untuk melakukan peletakan batu pertama pembangunan masjid yang La Ode Astar inisiasi tersebut.
Tak sendiri, Rikwanto datang bersama Kabid Humas Polda Sultra, Narto, Kapolres Baubau, AKBP Suryo Aji, dan warga di Bariya, Baubau, Sulawesi Tenggara.
Kedatangan pejabat utama Mabes Polri tersebut secara khusus untuk melakukan Peletakan Batu Pertama bagi pembangunan masjid Al Fiqri di Lingkungan Bariya, Kelurahan Baadia.
Rikwanto menyampaikan apresiasi dan selamat bagi La Ode Astar karena apa yang dilakukannya mulai dari mengubah tempat pesta miras menjadi tempat belajar mengaji bernama Al Fikri.
Akan halnya La Ode Astar dia merasa terharu upayanya itu mendapat perhatian dari para pimpinan di tempatnya selama ini bekerja.
Beberapa kali terlihat pria ini mengelap air mata yang membasahi pipinya menahan haru.
Hanisa, Ketua RT di lingkungan Bariya mengaku sangat bersyukur lokasi prostitusi di tengah pemukiman warga yang dikenal sebagai "dolly mini" tersebut kini berubah fungsi.
"Tempat maksiat itu dulu berdiri tahun 2006, lalu awal 2017 tercetuslan pikiran dari Pak La Ode Astar untuk merubah menjadi tempat pengajian anak. Itu semua diridoi Allah SWT," terang Hanisa.
(BACA JUGA:Petir Terganas di Dunia Ada di Indonesia Lo! Ini Dia Lokasinya)
Hanisa melanjutkan setiap sore sekitar pukul16.00 WITA, lantunan ayat-ayat suci Al-Quran selalu menggema dari sana. Lalu berlanjut dengan salat magrib berjamaah. Kini santri di Al Fikri mencapai 250-300 orang.
Jumlah santri kian bertambah karena banyak masyarakat di luar Bariya yang mengikutsertakan putra-putrinya belajar Al-Quran di sana.
Tidak hanya itu, menurut Hanisa selain membaca Al-quran, ibu-ibu di sekitar lokasi Al Fikri sudah membentuk pengajian yang juga dibimbing oleh Bripka La Ode Astar dan Ustad Mustamin.
"Saya senang sekali, bersyukur karena ibu-ibu di sekitar sini juga ikut pengajian. Banyak sekali nilai positifnya. Semua menjadi baik berkat Pak La Ode Astar. Semoga makin banyak polisi seperti Pak La Ode Astar," ungkap Hanisa.
Mengenai pembangunan masjid, Hanisa menceritakan La Ode Astar mengeluarkan uang puluhan juta dari gajinya sendiri untuk membeli tanah bagi pembangunan masjid.
"Di sini masjidnya jauh, dengan adanya niat mulia dari Pak La Ode Astar yang membeli tanah seluas 12x15 meter dengan uang pribadinya secara mencicil saya sangat terharu. Begitu besar cinta Pak La Ode Astar bagi warga kami," kata Hanisa.
Sementara itu, La Ode Astar mengaku iklas melakukan semuanya. Dia juga senang karena warga di Bariya ada kemauan belajar agama yang terus meningkat.
"Warga mengeluhkan masjid jauh, jadi saya inisiatif membeli lahan, kebetulan ada yang jual tanah jadi saya beli dengan uang pribadi. Tujuan saya hanya untuk beramal, tidak ada yang lain," tambah La Ode Astar.
Seperti diketahui, sebuah rumah panggung kayu di RT 02/RW02 Bariya, Kel Baadia, Baubau, Sulawesi Tenggara kini menjadi perbincangan.
Menengok dari sejarah, lokasi yang saat ini menjadi tempat belajar mengaji bernama Al Fikri itu dulunya adalah lokasi prostitusi dan pesta miras.
Mirisnya, lokasi ini terkenal dengan sebutan "Dolly Mini" layaknya lokasi prostitusi besar di Surabaya yang kini ditutup oleh Pemerintah setempat.
Beruntung dunia gelap itu semua berubah berkat kerja keras dari Bripka La Ode Astar, Bhabinkamtibmas dari Polres Baubau.
(BACA JUGA:Pantang Makan Uang Haram, Porter Di Cilacap Ini Kembalikan Uang Rp254 Juta Temuannya)
(Berita ini dipublikasikan Tribunnews.com dengan judul : Bikin Haru, Polisi di Baubau ini Berhasil Ubah Lokasi Prostitusi dan Pesta Miras Jadi Tempat Mengaji)