7 Tips Naik Gerbong Wanita Commuter Line yang Disebut Lebih "Ganas" Dibanding Gerbong Campur

Agus Surono

Penulis

Gerbong khusus wanita di kereta Commuter Line

Intisari-Online.com - Sebuah video dua wanita di dalam gerbong khusus wanita kereta Commuter Line viral di media sosial.

Video yang diunggah oleh pemilik akun twitter @nibrasnada Senin (15/5/2017) itu memperlihatkan dua orang wanita sedang berkelahi di gerbong khusus wanita.

“Dapet dari grup. Katanya berebut duduk di KRL commuter line. Savage,” tulis akun @nibrasnada dalam cuitan postingan video itu.

(Baca juga:Inilah Penyebab Sistem Persinyalan KRL Commuter Line Sering Mengalami Gangguan)

Dalam video tersebut, terlihat dua wanita yang tak diketahui identitasnya sedang saling jenggut di kursi penumpang. Padahal, di sekelilingnya sedang padat penumpang.

Namun, kedua wanita itu terus berkelahi dan saling menjenggut rambut satu sama lain. Penumpang yang berada di sekitarnya pun berusaha merelai mereka berdua.

Udah dong mbak malu, udah-udah, duh kaya anak kecil,” teriak seorang penumpang wanita yang berusaha merelai mereka.

Bagi anak kereta atau “anker”, kondisi gerbong kereta yang padat nyaris membeludak pada pagi dan sore hari adalah hal yang biasa. Bahkan gerbong khusus wanita isinya kerap lebih galak ketimbang penumpang di gerbong campur.

ANTARA News menghimpun berbagai tips agar bisa bertahan di gerbong wanita pada jam sibuk dari para pengguna setia kereta.

1. Jangan pakai sandal jepit

Berdesak-desakan adalah pemandangan biasa pada setiap gerbong kereta pada jam sibuk.

Menggunakan sandal jepit bisa merepotkan penumpang karena ada kemungkinan kaki terinjak-injak oleh penumpang lain di situasi padat.

"Kalau sendal jepitnya putus, jadi repot," kata Sekar yang sudah menjadi "anker" selama lima tahun terakhir.

Prioritaskan kenyamanan ketimbang penampilan, jadi lebih baik pakai sepatu ketimbang sandal hak tinggi.

Lagi pula, kecil kemungkinan kita mendapat tempat duduk di kereta pada jam berangkat atau pulang kerja. Pakailah alas kaki yang nyaman dipakai saat berdiri lama.

2. Bawa satu tas

Masukkan semua barang ke dalam satu tas. Kita akan repot sendiri bila memakai ransel sambil menenteng tote bag di satu tangan dan kotak bekal di tangan lain.

Bila terpaksa menjinjing barang tambahan, segera letakkan di rak bagian atas kereta yang sudah tersedia.

Jangan lupa lindungi bawaan dari copet, biasanya para "anker" sudah siap memakai ransel secara terbalik, bukan di punggung tetapi disandang di depan.

Aghnia yang setiap hari bolak-balik Jakarta-Tangerang dengan kereta berpendapat ransel adalah pilihan ternyaman.

"Kalau enggak perlu-perlu banget, hindari tas sling atau tali."

3. Perhatikan tata rambut

Ketika berhimpitan, ada kemungkinan rambut kita bisa "menusuk" atau menggelitik wajah penumpang lain.

Atur rambut sedemikian rupa atau tutupi dengan pashmina sehingga rambut tidak menusuk hidung penumpang di belakang.

4. Persiapkan fisik

Berusaha masuk ke gerbong yang sudah penuh adalah sebuah perjuangan.

Jangan paksakan diri bila kondisi kurang fit, jangan sampai merepotkan orang sekitar dan petugas karena pingsan di dalam gerbong.

Menurut Dara, penumpang setia kereta jurusan Bogor-Kota, perempuan rata-rata enggan "menahan tubuh" sehingga ketika kereta mengerem, tubuh mereka jadi doyong dan menimpa orang di sekitarnya.

Bila tidak ada yang berpegangan kuat, bisa-bisa yang terjadi efek domino.

5. Sabar

Mayoritas pengguna gerbong wanita menekankan hal ini. Pada saat semua orang merasa lelah, hal sepele bisa memancing emosi.

"Harus sabar dan saling pengertian kalau kita semua punya kepentingan dan kelelahan masing-masing," tutur Argihta, warga Bogor yang jadi pengguna kereta sejak satu dekade lalu.

Jangan lupa untuk mengalah kepada orang hamil dan ibu yang membawa anak atau lansia.

"Mesti tetap waras di gerbong itu," imbuh Anissa yang juga berdomisili di Kota Hujan.

(Baca juga:Hydrail si Kereta Api Ramah Lingkungan: Bisakah Ini Jadi Solusi Udara Perkotaan di Masa Depan?)

6. Hafalkan jadwal kereta

Perlu waktu untuk mempraktikkan tips ini, tapi lama kelamaan kita akan hafal kereta jam berapa yang punya gerbong wanita lebih sepi ketimbang yang lain.

Bila jadwal sudah di luar kepala, kita juga bisa memutuskan kapan bisa naik kereta balik yang isinya lebih kosong.

7. Jangan memaksakan diri

Bila gerbong sudah penuh, lebih baik menunggu kereta berikutnya.

Jika tetap dipaksakan, penumpang di dalam gerbong akan tergencet, sementara kita juga bisa terdorong keluar gerbong saat ada orang yang mau turun. Utamakan keselamatan di atas segala-galanya.

Artikel Terkait