Penulis
Intisari-Online.com -Semua mafhum, Korea Utara bukan negara yang makmur. Banyak rakyatnya yang kelaparan.
Tapi, alih-alih mengurusi mereka, tampaknya pemimpin Korea Utara lebih mengutamakan produksi senjata nuklir.
(Baca juga:Awas Ransomware, Jangan Langsung Menghubungkan Komputer dengan Jaringan Internet Kantor)
Oleh media Barat, masyarakat Korut diberitakan ada yang sampai makan rumput, dan ini, menurut mereka, bukan merupakan sesuatu yang janggal.
Sebagai negara komunis yang sangat tertutup dan secara politis masih dalam situasi perang dengan Korsel yang dibantu militer AS, Korut terlihat sangat mengutamakan pembangunan kekuatan militernya.
Anggaran belanja negara yang seharusnya digunakan untuk menyejahterakan rakyatnya, oleh pemimpin Korut ternyata lebih diutamakan untuk memproduksi persenjataan berupa rudal balistik dan senjata nuklir.
Korut tidak hanya memproduksi rudal balistik lalu menyimpannya tapi ternyata melakukan sejumlah uji coba peluncuran rudal balistik (ICBM).
Padahal setiap rudal yang diluncurkan oleh Korut bernilai 600 juta dolar AS dan rudal tersebut juga hanya hilang setelah nyemplung ke lautan.
Hingga pertengahan tahun 2017 ini sedikitnya Korut telah melakukan 6 kali uji coba peluncuran rudal.
Ada yang sukses, ada pula yang gagal, namanya saja uji coba.
Tidak hanya rudal yang memakan biaya dalam proses produksinya, untuk membangun stasiun peluncuran rudal, Korut juga membutuhkan dana tak kurang senilai 400 juta dolar.
(Baca juga:Suka Menimbun Barang? Bisa Jadi Anda Sakit Jiwa)
Tidak semua rudal yang diluncurkan bisa menggunakan satu stasiun peluncur karena ukuran masing-masing rudal juga berbeda “kalibernya”.
Jadi jika mau rudalnya berfungsi dengan baik dan bisa menghantam target secara akurat, satu jenis rudal sebaiknya menggunakan satu stasiun peluncur tersendiri.
Untuk membangun stasiun peluncur juga masih dibutuhkan sejumlah sarana pendukung yang nilai totalnya mencapai 300 juta dolar.
Dengan demikian untuk meluncurkan satu rudal plus stasiun peluncurnya dan sarana pendukung lainnya, Korut paling tidak mengeluarkan biaya sekitar 1,3 miliar dolar AS.
Alangkah baiknya jika uang sebesar itu digunakan untuk menyejahterakan rakyatnya yang hidup di bawah garis kemiskinan.