Penulis
Intisari-Online.com – Makam itu tak pernah lengang. Silih berganti orang bertandang dan menguntai doa. Itulah tempat peristirahatan terakhir Sang Putra Fajar yang terletak di Kota Blitar.
Berkunjung ke Kota Blitar, belum lengkap rasanya jika tidak mengunjungi Makam Bung Karno. Tempat peristirahatan terakhir mantan Presiden pertama Republik Indonesia tersebut memang tidak pernah sepi dari peziarah.
(Baca juga: Wajib Tahu! Inilah 4 Fakta Menarik dari Surat Perjanjian Cerai Bung Karno – Ibu Inggit)
Lokasi Makam Bung Karno memang sangat dekat dengan pusat Kota Blitar. Dari Kota Malang, makam Proklamator Republik Indonesia ini berjarak 80 km.
Berbeda dengan bangunan makam pada umumnya, makam Bung Karno dilengkapi dengan gedung perpustakaan, sehingga secara keseluruhan makam ini menjadi sebuah kompleks. Suasana modern pun berpadu dengan semangat nasionalisme Sukarno.
Pada hari-hari biasa pengunjung masuk ke dalam kompleks makam melalui Gedung Perpustakaan di sudut pertigaan Jln. Ir. Soekarno dan Jln. Kalasan.
Memasuki pintu gerbang pertama, patung raksasa Bung Karno dengan pose memegang buku mengisi ruang terbuka di tengah-tengah gedung perpustakaan. Dari sini Anda bisa singgah dulu menengok buku, lukisan, dan foto koleksi perpustakaan.
(Baca juga: Harta Bung Karno di Lawanggintung: 60 Unit Mobil Mewah dan ‘Special Order’)
Dua di antaranya adalah lukisan Bung Karno dengan bagian dada bisa bergetar sendiri layaknya jantung yang sedang berdetak dan World Peace Gong yang dibuat pasca musibah bom Bali 1 pada akhir tahun 2001.
Perpustakaan bertaraf internasional yang diresmikan pada 3 Juli 2004 oleh Presiden RI Megawati Sukarnoputri ini terdiri atas tiga gedung.
Dari gedung perpustakaan menuju areal makam Bung Karno Anda akan melewati ruang terbuka dengan kolam persegi panjang di tengahnya. Ruang terbuka ini juga dihiasi pilar-pilar bulat dari beton dengan puncak ukiran logam yang berderet sejak pintu masuk gedung perpustakaan.
Sebuah relief dari tembaga yang menggambarkan perjalanan hidup Bung Karno juga tampak membentang di sepanjang tembok ruang terbuka.
Setelah melintasi anak tangga di ujung ruang terbuka, Anda akan melihat candi bentar menjulang. Candi benar inilah pintu masuk areal makam Putra Blitar yang tutup usia pada 21 Juni 1970.
(Baca juga: Alquran, 1 dari 3 Barang yang Selalu Dibawa Bung Karno saat Melawat ke Berbagai Tempat)
Pusara Bung Karno berada di bawah cungkup (bangunan yang menaungi makam) yang terbuat dari kayu jati berukir.
Bagian atapnya dari tembaga berbentuk sirip ikan bersusun tiga sebagai simbol perjalanan hidup manusia melalui alam purwo (dalam kandungan), alam madyo (kehidupan), dan alam wasono (alam setelah meninggal).
Bagian ujung atap berbentuk lancip sebagai perlambang kepercayaan kepada Sang Pencipta. Atap ini ditopang empat tiang balok berukuran 1 x 1 m.
Pusara Bung Karno diapit pusara mendiang ayahanda R. Soekeni Sosrodihardjo dan ibunda Ida Aju Njoman Rai.
Di bagian kepala pusara Bung Karno tampak batu pualam hitam bertuliskan, “Di sini dimakamkan Bung Karno, Proklamator Kemerdekaan dan Presiden Pertama Republik Indonesia. Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.”
Di sisi pusara ini para pengunjung biasanya melantunkan doa untuk Bung Karno.
Di areal makam ini juga berdiri Masjid R. Soekeni Sosrodihardjo dan Bangsal Ida Aju Njoman Rai yang diperuntukkan bagi pengunjung untuk melepas lelah.
Ketika meninggalkan areal makam melalui pintu keluar di bagian belakang, Anda akan melewati taman asri.
Bila Anda berkunjung menggunakan kendaraan pribadi, di pintu masuk Areal Kawasan Wisata Blitar, Anda membayar untuk retribusi, mobil, dan bus, lalu memarkir mobil di tempat parkir dekat Pusat Informasi Pariwisata dan Perdagangan (PIPP) Blitar lalu naik becak wisata.
Bila Anda juga ingin mengunjungi Istana Gebang, rutenya PPIP – Makam Bung Karno – Istana Gebang – PIPP. Tempat parkir juga tersedia di sekitar kompleks makam.
Do & don’t:
Di areal makam Bung Karno: Bila mau berziarah, jangan lupa membeli bunga sebelum memasuki kompleks makam. Bunga untuk ziarah bisa dibeli di sepanjang Jln. Ir. Soekarno. Jika peziarah cukup banyak, bersabarlan untuk mengantre.
Di perpustakaan Bung Karno:
Makam Bung Karno (Astono Mulyo):