Penulis
Intisari-Online.com – Pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi, muncul kembali pada hari Rabu (22/8/2019) dalam sebuah rekaman audio.
Ini merupakan rekaman audio pertama yang dia rilis dalam waktu hampir satu tahun. Sebelumnya, dia meminta pengikutnya untuk menyerang Barat dengan pisau, senjata, mobil, dan bom.
Nah, kali ini, Abu Bakr al-Baghdadi memberikan pidato.
Pidato tersebut sekaligus sebagai pertanda bahwa ia masih hidup. Sebab, diketahui ada rumor yang mengatakan Baghdadi telah tewas dalam sebuah serangan udara.
Dilansir dari nytimes.com, dalam pidato hampir satu jam, Baghdadi berusaha mengalihkan perhatian pengikutnya karena berkurangnya pasukan di medan tempur dan kekhalifahannya yang menyusut.
Diketahui di Irak dan Suriah, ISIS telah kehilangan banyak anggota. Dan sekarang hanya memiliki 2 persen dari wilayah yang pernah dimiliki.
"Skala kemenangan atau kekalahan dengan mujahidin, orang-orang yang beriman dan bertakwa, tidak terikat dengan kota atau desa yang diambil," kata Baghdadi dalam pidatonya, rekaman pertama dia akan dirilis sejak September 1, 2017.
Dia mencoba untuk fokus pada bahaya yang disebabkan oleh Amerika Serikat.
"Para mujahidin memiliki kredit dalam memecahkan lingkaran kekuatannya," kata Baghdadi, yang mendesak para pengikut untuk fokus pada keuntungan jangka panjang.
“Amerika Serikat membanggakan apa yang disebut kemenangan dalam mengusir kita dari kota-kota dan desa-desa di Irak dan Suriah, tetapi tanah Allah luas dan gelombang perubahan perang."
Di akhir pidatonya, Baghdadi juga menjanjikan "hari-hari gelap" bagi musuh-musuh kelompok, menurut terjemahan SITE Intelligence Group, dan meminta pengikut untuk bangkit di Yordania dan Arab Saudi.
Meskipun kepemilikan teritorial, jumlah anggota ISIS telah berkurang, perkiraan dari inspektur jenderal Departemen Pertahanan dan PBB mengindikasikan bahwa kelompok teroris ini masih memiliki antara 20.000 dan 31.000 anggota pejuang di Irak dan Suriah.
Selain itu, anggotanya juga terus tumbuh di luar Timur Tengah terus tumbuh, seperti di Afrika Barat, Afghanistan, dan Asia Timur.
Baca juga:Paralayang, Olahraga Penyumbang 2 Medali Emas Asian Games yang Terkesan Ekstrem Padahal Mengasyikkan