Find Us On Social Media :

Si Manusia Kebal Itu Akhirnya ‘Kalah’ oleh Daun Kelor dan Batang Padi

By K. Tatik Wardayati, Senin, 20 Agustus 2018 | 19:30 WIB

Di kancah kejahatan masa kini tersebut nama Slamet Santoso alias Supriadi alias Slamet Gundul yang dikenal sebagai penjahat kebal senjata. Dalam penyergapan dan kontak senjata melawan polisi, Slamet selalu bisa lolos. Nyatanya, ketika diwawancarai Majalah Tiara (Mei 1993), ia menyangkal hal itu.

Keyakinan serba gaib

Baca juga: Minum Air Kelapa dan Madu Setiap Pagi: Jantung Semakin Sehat, Tubuh Semakin Kebal

K asus gerakan Mbah Suro dan fenomena Slamet Gundul hanyalah contoh kecil dari sekian banyak kisah tentang kekebalan manusia yang dimanfaatkan untuk melakukan praktik kejahatan.

Jimat yang dibagi-bagikan berupa kenthes atau sabuk dengan praktik-praktik gaib, menjadikan yang bersangkutan dirasuki keyakinan tidak bisa mati.

 Dalam kerangka lebih teoritis, barangkali seperti dirumuskan oleh Sejarawan Sartono Kartodirdjo dalam Ratu Adil (Jakarta, 1984: 42 - 43). Kebudayaan tradisional Jawa diliputi oleh suatu keyakinan kuat akan hal-hal yang serba gaib.

Kalau kalangan elite cenderung menciptakan sejenis individualisme kebatinan gaib yang  berorientasi pada kekuasaan, maka kaum jelata dipengaruhi oleh kekuatan gaib dan ramalan tentang Ratu Adil.

Baca juga: Rilis Fitur Baru untuk ‘Group Chatting’, WhatsApp Hapus ‘Kekebalan’ Admin

Sejarah gerakan sosial Jawa pada abad XIX - XX memperlihatkan luasnya kepercayaan gaib yang berorientasi pada kepercayaan jimat.

Sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia pun bertaburan kisah kekebalan.

Saat melawan Belanda dalam Clash II tahun 1948 misalnya, siapa pun yang terlibat dalam perang saat itu, pasti mengenal nama Komarudin. Seorang prajurit yang kebal peluru dari Sleman, Yogyakarta.

Begitu kentalnya keyakinan itu sehingga film Janur Kuning pun tak menyingkirkan kisah keberanian Komarudin dari berondongan peluru musuh.