Penulis
Intisari-Online.com- Para peneliti di Pusat Medis Universitas Loyola telah melaporkan kasus unik mengenai seorang pasiennya.
Yakni yang mendapatkan halusinasi dalam bentuk musik.
Dilansir dari Science News, halusinasi musik adalah bentuk halusinasi pendengaran, di mana pasien mendengar lagu, musik instrumental atau lagu, meskipun tidak ada musik yang benar-benar dimainkan.
Kebanyakan pasien menyadari bahwa mereka berhalusinasi, dan merasa terganggu atau bahkan cenderung mendengar musik yang sangat tidak menyenangkan.
Baca Juga:Tangisan Defia Rosmaniar, Kisah Bonus Rp1,5 Miliar, dan Mengajak Orangtua ke Tanah Suci
Halusinasi musik biasanya terjadi pada orang yang lebih tua.
Beberapa kondisi yang mungkin menyebabkannya yakni termasuk gangguan pendengaran, kerusakan otak, epilepsi, intoksikasi dan gangguan kejiwaan seperti depresi, skizofrenia dan gangguan obsesif-kompulsif.
Dr Danilo Vitorovic dan Dr José Biller telah menggambarkan seorang wanita yang mengalami gangguan pendengaran pada usia 60 tahun.
Wanita itu awalnya mulai berhalusinasi saat sedang tertidur.
Suatu malam ketika pasien sedang berusaha tertidur, dia tiba-tiba mulai mendengar musik, seolah-olah radio sedang diputar di belakang kepalanya.
Lagu-lagu itu adalah lagu-lagu populer yang biasa diputar suaminya ketika dia bernyanyi atau bersenandung.
Tapi dia sendiri tidak bisa mengidentifikasi lagu-lagu itu.
"Kasus ini menimbulkan pertanyaan menarik tentang memori, melupakan dan akses ke memori yang hilang," kata Dr Vitorovic dan Dr José Biller.
Baca Juga:Mirip Sinetron, Dari Sekadar Langganan Juara Panjat Pinang di NTT Kini Nasib Joni Berubah Drastis
Dalam waktu empat bulan, pasien tetap mendengar musik sepanjang waktu.
Misalnya, dia akan mendengar satu lagu lagi dan lagi selama tiga minggu, lalu lagu lain akan mulai diputar.
Volume tidak pernah berubah, dan dia bisa mendengar dan mengikuti percakapan sambil berhalusinasi musik.
“Pasien diobati dengan carbamazepine, obat anti kejang, baru kemudian akan akan menunjukkan tanda-tanda sembuh."
Ciri unik pasien adalah kemampuannya untuk menyanyikan bagian-bagian dari beberapa lagu dan mengingat beberapa lirik dari beberapa lagu yang bahkan tidak dia kenali.
Hal ini meningkatkan kemungkinan bahwa lagu-lagu itu dikubur dalam ingatannya, tetapi dia tidak dapat mengaksesnya kecuali ketika dia sedang berhalusinasi.
“Penelitian lebih lanjut diperlukan pada mekanisme ingatan. Dengan kata lain, apakah informasi yang terlupakan itu telah hilang, atau hanya tidak dapat diakses?” kata para ilmuwan.
Baca Juga:Berbelit, Beginilah Jika Mengukur Suhu Kopi ala Paradoks Schrödinger