Penulis
Intisari-Online.com – Ketika spesies Homo floresiensis ditemukan di Indonesia, orang-orang menduga spesies ini adalah nenek moyang Homo erectus yang mengalami kekerdilan.
Homo floresiensis kemudian dikenal sebagai hobit.
Namun, hasil penelitian terbaru menemukan keterkaitan antara Homo floresiensis dengan Homo habilis, spesies yang jauh lebih primitif.
Walau penemuan ini merupakan sesuatu yang menggembirakan, para peneliti masih bingung bagaimana bisa Homo habilis yang hidup di Afrika bisa mencapai Flores.
Para peneliti bahkan membuat lelucon dengan berkata bahwa Homo habilis tentu mengalami perjalanan yang lebih panjang dan mengerikan dibandingkan para Hobit dari Shire ke Mordor.
Hasil penelitian ini didapatkan dari analisis tulang tengkorak dan rahang bawah.
Para peneliti dari Australian Narional University berusaha membandingkan tengkorak dan rahang H.floresiesnsis dengan H.erectus.
Hasilnya, ternyata H.floresiensis memiliki lebih banyak kemiripan dengan H.habilis ketimbang dengan H.erectus.
Dr. Debbi Argue, salah seorang peneliti, berkata bahwa jika dilihat dari kemiripan tengkoraknya, tidak mungkin H. floresiensis memiliki hubungan dengan H. erectus karena sama sekali tidak mirip.
Menurut Professor Collin, peneliti lain, H. floresiensis bahkan bukan termasuk genus manusia modern. Spesies ini masuk dalam keluarga Australopithecus.
Collin berkata bahwa alat-alat yang dipakai oleh para hobit ini jauh lebih canggih ketimbang yang dipakai oleh Homo habilis di Afrika. Walau begitu, mereka dibuat dalam teknologi yang setingkat.
Anehnya, walau ditemukan sejumlah kemiripan antara sang hobit Homo floresiensis dengan Homo hobilis, peneliti tidak bisa menduga bagaimana mereka bisa melakukan perjalanan yang sangat jauh.
Hingga saat ini, tak pernah ditemukan bukti adanya Homo habilis ataupun Australopithecus di luar Afrika.
Tidak adanya bukti relatif Hobbit ini menjelaskan bahwa kita belum cukup banyak menemukan fosil di era yang tepat pada daerah Asia Tenggara.
Telah ditemukan sejumlah fosil monyet di Himalaya namun tidak ada manusia. Bisa diduga, manusia purba tentu tidak pergi ke area Aus Utara.
Jadi, saat ini diduga migrasi manusia purba mungkin melewati rute Arab dan India. Di area itu sendiri memang sangat jarang ditemukan tulang yang berasal dari era tersebut.
Collin berharap, kelak akan bisa ditemukan tulang-tulang manusia purba di area ini sehingga rute imigrasi manusia purba dapat diketahui.
Flores sendiri berada pada rute Garis Wallace yang sama sekali tidak tergabung dengan Asia selama jutaan tahun. Jadi, belum jelas bagaimana manusia purba dulu bisa melintasi laut.
Mereka bisa jadi mengapung-apung di atas batang kayu atau berhasil membuat kapal sederhana.
Sejauh ini, hanya Homo erectus yang diketahui telah tersebar di seluruh Asia, termasuk Jawa yang tak jauh dari Flores. Mereka hidup hingga 143.000 tahun lalu.
Homo floresiensis sendiri alias hobbit hingga 700.000 tahun lalu. Tidak jelas bagaimana mereka tiba-tiba saja bisa muncul di Flores.