Kapal Penjelajah General Belgrano Kandas Sebelum Mengganas

Moh. Habib Asyhad

Penulis

Kapal penjelajah Argentina ini rontok dan mencium dasar laut sebagai akibat dari peperangan. Ini membuktikan bahwa harga peperangan sangatlah mahal.

Intisari-Online.com – Kapal penjelajah Argentina ini rontok dan mencium dasar laut sebagai tumbal peperangan. Harga kapal ini saja ketika dibeli di tahun 1951 sudah 7.8 juta dolar. Dengan kurs waktu itu saja sudah mencapai 5116,8 juta rupiah.

Ini menunjukkan bahwa harga peperangan keiewat besar. Padahal ini belum dihitung prajurit Argentina yang tewas atau hilang. Tapi marilah kita tengok silsilahnya, seperti dikutip dari Majalah HAI edisi Juli 1982, dengan judul asli Kapal Penjelajah General Belgrano Kandas Sebelum Mengganas, Isi Tangki = 367 Ribu Bus.

Tenggelam

Memang benar, "jendral" itu, adalah satu-salunya kapal penjelajah yang dimiliki oleh Angkatan Laut Argentina. Tetapi sayangnya jendral pemberani itu tenggelam ketika mengawali tugasnya. Gugurnya sang jendral itu membawa malapetaka bagi 300 orang awak kapalnya.

Baca juga: Kapal yang Selalu Sial dalam Pelayaran Itu Akhirnya Tertembak Torpedo Sendiri

Jelas Argentina berkabung besar ketika sebagian anak buah Jendral tua itu dinyatakan hilang.

Hilangnya sang jendral tentu saja disambut dengan duka cita, walaupun mungkin tanpa pernah mengalami peperangan yang sengit lantaran (ketika kapal itu memasuki zone perang yang dimaklumkan Inggris) ia telah lebih dahulu dihantam oleh salah sebuah torpedo yang dilepaskan oleh kapal selam (bertenaga nuklir) milik lawannya.

Akibatnya tentu saja fatal. Tulang dan besi tua itu berguguran tanpa sempat mengaduh lagi. Karam ke dasar laut. Itulah kemenangan Inggris yang pertama kalinya.

Dan mungkin kegagalan jendral tua itulah yang menyadarkan Argentina bahwa armada kapal Inggris tak bisa dibuat main-main, sebab menurut perhitungan diatas kertas saja (bukan perhitungan di atas lautan) armada Inggris yang dikirim ke Pasifik Selatan memiliki kapal-kapal yang lebih hebat dan lebih mutakhir peralatannya, sulit untuk ditandingi oleh armada laut Argentina.

Baca juga: Peringatan 17 Agustus di Kapal Asing dengan Makanan Khas Indonesia yang Jarang Dimakan di Kapal

Keadaan inilah yang membuat Argentina mengubah jurus perangnya. Buku perang telah banyak kali menyatakan bahwa dalam perang pihak yang bisa merebut inisiatiflah yang bisa menang, atau bisa dikatakan bahwa jangan biarkan lawanmu memilih cara berkelahi, tetapi paksalah lawanmu memakai cara yang kau pilih.

Agaknya ini yang dianut oleh Argentina, maka dengan serta merta ia mengubahnya. Bukan kapal yang dipakainya untuk menggempur tetapi kekuatan angkatan udaranya (yang lebih lengkap serta lebih berisi lantaran bisa melepaskan banyak rudal) yang ternyata bisa merupakan "senjata rahasia" yang ampuh.

Untuk sesaat memang Argentina bisa berbangga. Ada empat kapal perang dan dua kapal pengangkut barang milik Inggris yang bisa ditenggelamkan sampai saat ini. (Ini menurut pengakuan Inggris, menurut klaim Argentina lebih dari jumlah tersebut. (Biasa toh, perang selalu diikuti dengan perang saraf untuk menaikkan suhu dan semangat masing-masing pihak.)

Kapal Antik

Kalau toh Argentina mesti kehilangan kapal penjelajah ini memang harus banyak disayangkan. Soalnya kapal ini termasuk kapal yang telah tua (bila dilihat dari kaca mata negara maju).

Baca juga: Rusia Luncurkan Pesawat Penghancur Kapal Induk Paling Mutakhir, Militer AS pun Makin Ketar-ketir

Bagaimana pula tidak? Kapal ini telah mengalami tiga zaman, yaitu zaman sebelum perang Dunia II, zaman perang Dunia ke II dan zaman perang Malvinas.

General Belgrano, adalah nama yang paling baru, sebelum mempunyai nama tersebut, kapal ini pernah mempunyai dua nama lainnya, yaitu Phoenix dan 17 Oktober.

Kapal penjelajah ini mulai dibuat di 15 April 1935, kemudian diluncurkan pada 12 Maret 1938. Masa pembuatannya cukup lama, lebih dari 2 tahun. Maklum teknologi pembuatan zaman itu ‘kan tidak seperti sekarang.

Setahun kemudian, tepatnya pada 18 Maret 1939, kapal yang diberi nama Phoenix itu resmi bertugas sebagai kapal penjelajah milik US Navy (AL-nya Amerika).

Baca juga: Misteri Dakar, Kapal Selam Canggih Israel yang Hilang Secara Misterius

Pembuatnya adalah New York.S.B. Corporation di Camden.

Kapal itu bertugas lama sebelum diikutsertakan dalam Perang Dunia II. (Agaknya kapal itu cukup beruntung di tangan Amerika sebab ia bisa terus selamat walaupun ikut-ikutan dalam kancah Perang Pasifik ketika melawan Jepang).

Kapal itu kemudian sedikit tersingkir karena kemunculan-kemunculan adik-adiknya yang lebih hebat dan lebih cepat. Pada saat Amerika membenahi kekuatannya sehabis perang Dunia II, maka kapal ini dibeli oleh Argentina pada 12 April 1951.

Amerika tentu saja memberikannya lantaran Argentina adalah salah satu negara di Amerika Latin yang ikut memperkuat kubu-kubu pertahanan melawan kekuatan Komunis.

Baca juga: Tragis, Setelah Selamatkan 13 Orang dalam Kecelakaan Kapal Pria Ini Justru Tewas karena Kelelahan

(Zaman itu adalah jaman diktator Peron. Dari istrinya yang bernama Eva Peron kemudian lahir drama nyanyi yang diciptakan oleh seniman Inggris hingga muncul sebuah lagu yang pernah jadi top dan lagu itu sekarang jadi top lagi lantaran perang Malvinas, Don't Cry for Me Argentina)

Oleh rejim Peron kapal itu kemudian diberi nama 17 Oktober. Tetapi ketika Peron jatuh kapal tersebut diganti dengan nama lain yang mungkin dianggap lebih cocok dengan semangat nasional, Jenderal Belgrano.

Soalnya beberapa penguasa tertinggi Argentina curiga dengan nama tersebut yang kelihatannya tak mempunyai apa-apa dengan Argentina. Nama itu dinamai 17 de Octubre. (Sebab ia diresmikan pada tanggal yang sama dengan namanya yaitu di tanggal 17 Oktober 1951 di Philadelphia?)

Sejak tahun 1956 kapal itu tetap bernama Jendral Belgrano sampai tenggelamnya. Di tangan pemerintah Argentina kapal ini mengalami beberapa perbaikan. Beberapa peralatan yang ketinggalan dibongkar, dan digantikan dengan peralatan-peralatan yang lebih mutakhir.

Baca juga: Dari Pesawat Siluman F-22 hingga Kapal Selam Balistik, Ini 5 Peralatan Perang AS yang Bisa Dimiliki Israel dengan Uangnya

Malah bentuknya yang besar itu sempat mengalami las dan ketok hingga kelihatannya lebih tampan. Pokoknya tidak malu-maluin kalau disejajarkan dengan kapal yang lebih muda.

Kapal lapis baja

Semua kapal perang memang lapis baja, namun demikian Jendral Belgrano ini memang berkelebihan. la ibaratnya seperti seorang ksatria Eropa abad Pertengahan yang mempergunakan baju zirah.

Untuk melindungi penembak meriam pada dinding baja setebal 76 sampai dengan 51 mm, untuk menara dipasang baja tebal 203 mm, untuk dek satebal 51 sampai dengan 76 mm.

Baca juga: Indonesia Serahkan Kapal Pesiar Mewah Senilai Rp3 Triliun ke Malaysia, Ini Alasannya

Maka tak mengherankan bila kapal tersebut mempunyai bobot mati yang cukup hebat yaitu 10800 ton, sedang bobot maksimum (dengan muatan) 13645 ton.

Ukurannya 184 m kali 21 m kali 7,3 m. Ruang kapal yang sedemikian luas memang diperlukan sebabnya hampir semua peralatan dari mesin sampai dengan persenjataan belum seringkas dan sepadat kapal modern.

Barangkali itulah yang menyebabkan mengapa kapal ini membutuhkan pelayanan 1000 orang termasuk juru masak dan kapten kapal.

Sulit memang untuk membayangkan (bagi kita yang nggak pernah tahu tentang kapal) bahwa Jendral itu mempunyai ketel uap sebanyak 8 buah, tipe Babcock and Wilcox.

Baca juga: 13 Orang Hilang Setelah Kapal Bunga Hati 2 Terbalik, Pencarian Terhambat Gelombang Tinggi

Sedang mesin utamanya buatan Westinghouse yang mampu menelorkan tenaga sebesar 100.000 daya kuda. Luar biasa sekali. Namun demikian tenaga sebesar itu cuma mampu mendorong kapal itu dalam kecepatan 52 km perjam. (Kecepatan yang cukup cepat bila dipandang dari tahun pembuatannya).

Kecepatan jelajah santainya cuma 28 km perjam. Dengan cara itu ia bisa berlayar sejauh 7600 km.

Untuk mengimbangi kehebatan beratnya maka senjata yang ada di atas deknya cukup membuat orang geleng kepala terdiri dari meriam meriam kaliber 153 mm, 127 mm, 47 mm dan 20 mm.

Peremajaan kembali

Baca juga: Sumbang Kapal Perang kepada Sri Lanka, China Semakin Kuatkan Pengaruhnya di Indo-Pasifik

Walau telah cukup hebat, toh pemerintah Argentina kurang puas juga. Sejak kapal itu berada di tangannya maka si jendral mendapat penambahan lain atau bahkan bisa dikatakan diremajakan kembali dengan menambah hanggar yang bisa memuat dua buah pesawat helikopter, ditambahi dengan peluncur rudal SAM (rudal dari permukaan ke udara) jenis Seacat (diperkirakan kapal itu membawa 70 buah rudal).

Meriam-meriamnya juga ditambah dengan satu jenis FCL 33, sebuah jenis FCL 34,2 buah jenis FCL 57, 2 buah jenis FCL 63 dan sebuah meriam jenis NA-9- Dl.TDS.

Untuk perlengkapan radarnya dipasang radar pencari jenis LW dan DA Signaal.

Sayang kapal berat ini tak dilengkapi dengan peralatan sonar, hingga akhirnya ia bisa didekati oleh kapal selam Inggris dan ditenggelamkan tanpa banyak perlawanan.

Baca juga: Mampu Telan Kapal hingga Pesawat, 'Kekuatan Ajaib' Segitiga Bermuda kini Terungkap

Artikel Terkait