Find Us On Social Media :

Orang Turki Pasrah Atas Krisis yang Terjadi: 'Kami Hanya Bisa Berdoa pada Tuhan'

By Masrurroh Ummu Kulsum, Selasa, 14 Agustus 2018 | 19:15 WIB

Intisari-Online.com – Seperti biasanya, hari itu Abdulmecit membuka tempat cukur rambutnya yang tidak jauh dari menara Galata abad pertengahan di Istanbul.

Seminggu sebelum hari raya Idul Adha, biasanya tempat cukur rambutnya akan ramai dikunjungi pria yang ingin merapikan rambutnya.

Tapi tahun ini, tempat cukurnya sepi, orang-orang memilih untuk menahan liranya.

Inflasi yang sedang terjadi di Turki membuat harga barang melonjak.

BACA JUGA:Bendera Pusaka Indonesia Terbuat dari Tenda Warung Soto, Begini Fakta Sejarahnya

Abdulmecit bahkan tidak akan mampu membeli permen dan buah-buahan yang biasa disuguhkan selama perayaan Idul Adha.

"Kami tidak benar-benar memahami semua itu," katanya tentang krisis mata uang yang sedang berlangsung mencengkeram Turki dikutip dari The Guardian.

“Saya pikir itu politis. Erdogan berdebat dengan Trump, dan kami akhirnya terjebak di sudut. ”

"Kami hanya bisa berdoa kepada Tuhan," tambahnya.

Lira terus jatuh, pada Senin (13/8/2018) bahkan mencapai nilai terendahnya meskipun langkah-langkah untuk meredam krisis telah dilakukan Bank Sentral.

Setidaknya Lira telah kehilangan lebih dari sepertiga nilainya sejak awal tahun, dan pada hari Senin sore nilainya 6,9 terhadap dolar.

Krisis ini berakar dari kebijakan Turki. Analis telah lama khawatir tentang inflasi dua digit serta utang luar negeri yang tinggi dan defisit akun berjalan.

Sementara kekhawatiran atas berkurangnya independensi bank sentral diperparah ketika Erdogan menunjuk menantu laki-lakinya sebagai menteri keuangan dan perbendaharaan.