Patung-patung di Jakarta, Mirip Siapa Ya?

Moh Habib Asyhad

Penulis

Patung Pembebasan Irian disebut mirip pembuatnya

Intisari-Online.com -Wajah siapakan yang dimiliki patung di lapangan Banteng Jakarta? Ada yang mengatakan bahwa patung “pembebasan Irian” itu menampilkan wajah pematungnya sendiri, Edhi Soenarso.

Mereka yang pernah berjumpa dengan Edhie, pasti akan melihat beberapa kemiripan pada muka orang yang sedang berteriak sambil memutuskan rantai-rantai belenggu di atas kesibukan Jakarta itu. Soal itu, Edhie mengsem-mengsem saja.

(Baca juga:Inilah Alasan Bung Karno Membangun Patung Dirgantara)

“Tanpa tercegah, mungkin terjadi kemiripan ekspresi wajah patung dengan wajah saya,” katanya. Beberapa orang menunjukkan bahwa kemiripan tersebut mencakup juga bentuk hidung serta rambut berombak di atas kepala patung.

Tetapi sejak semula, ketika Bung Karno memesan pembuatan patung Irian ini, almarhum hanya menggariskan sebuah patung yang melukiskan seseorang yang melepaskan rantai belenggu. Tidak pernah ditentukan orang itu harus siapa.

Yang harus ditonjolkan ialah citra penampilan semangat masyarakat Indonesia yang membebaskan diri. Kata Edhie: "Ini berlainan dengan patung yang berkaitan dengan tokoh tertentu. Dalam hal demikian pematung wajib setia pada tokoh yang akan dipatungkan."

Di antara karya-karyanya yang lain, patung “Pembebasan Irian” oleh Edhie diakuinya sebagai karyanya yang paling memuaskan.

Bagaimana dengan patung-patung di Jakarta lain? Ada juga patung “Kartini”. Patung ini merupakan hadiah dari perhimpunan Jepang yang ingin memberi suatu kenang-kenangan untuk Indonesia.

Dengan izin Bung Karno, si pematung datang ke sini untuk mencari keterangan sendiri mengenai Kartini. Selama berada di Jakarta ia menginap di pavilyun rumah resmi dr. Soemarno di Jl. Taman Suropati.

Patung yang sudah jadi kemudian dikirimkan dari Jepang pada tahun 1963. Semula patung itu akan dipasang di Taman Suropati, tetapi Bung Karno tidak setuju. la ingin patung itu diletakkan di tempat yang ramai dilalui orang sehingga akhirnya diletakkan di tempat yang sekarang ini, yakni antara Taman Surapati dan gedung Bappenas.

Menurut beberapa orang patung Kartini ini mirip Ny. Soemarno. Menurut dr. Soemarno bisa saja terjadi karena pematung mungkin terpengaruh Ny. Soemarno yang selama dua minggu dijumpai setiap hari.

Lain lagi “Patung Pahlawan” yang dipasang di Menteng Raya sejak tahun 1964. Ide patung ini datang dari dr. Soemarno. Tujuannya ialah untuk menghargai pahlawan, pria wanita maupun anak-anak yang berjuang pada perang kemerdekaan.

Kemudian timbullah ide untuk membuat patung-patung pria dan wanita. Kemungkinan itu dibicarakan dengan orang Yugo dan Jepang. Kemudian orang Yugo itu mengirim patung mini, tetapi tangannya menengadah seakan-akan seorang pengemis.

(Baca juga:Mengapa Patung Manusia Klasik Selalu Memiliki Penis yang Kecil?)

Dari orang Jepang mereka kemudian mendapat kiriman patung mini dari perunggu sebagai tanda persahabatan. Patung ini menggambarkan seorang ibu yang sedang menunduk dan menggendong anaknya. Kedua patung ini tidak mendapat persetujuan dan masih ada di rumah dr. Soemarno.

Akhirnya seorang pematung dari Uni Soviet, M. Maniser membuat patung yang kini berada di Menteng Raya. Ini atas permintaan Bung Karno. Patung ini dibubuhi tulisan: "Wanita yang berpendidikan feodal bersama rakyat jelata, memperjuangkan kemerdekaan."

Konon patung ini mirip Nyonya Hartini. Patung Pemuda di bunderan Senayan (dekat Kebayoran) merupakan hasil karya dari Biro Pertamina kata orang juga mirip dengan Ibnu Soetowo. Kebenaran cerita-cerita burung ini, mungkin harus dinilai sendiri.