Penulis
Intisari-Online.com -Ada tiga barang yang selalu menemani Bung Karno selama lawatannya: Alquran, keris pusaka, dan sambal pecel.
Keris yang dibawa adalah warisan keluarganya yang diyakini berasal dari keturunan raja-raja Bali.
(Baca juga: Bung Karno Pernah Didesak Jadi Raja, Tanggapan Sang Proklamator Sungguh Mengagumkan)
Soal keris ini ada cerita menarik sesaat setelah Bung Kamo meninggal. Keris Bali yang disimpan di Wisma Yaso hilang dicuri.
Orang geger karena dikira itu keriswarisan. Padahal keris itu dibeli di artshop pinggir jalan.
Mengenai sambal harus dibawa setiap lawatan karena Bung Karno tidak doyan makanan Barat. Bukan sambal biasa, tapi harus didatangkan dari Blitar.
Mbok Rah, penjual pecel kesukaan Bung Karno, selalu membungkus sambalnya dengan daun jati.
(Baca juga: Heldy, Cinta Terakhir Bung Karno)
Untuk menjaga keasliannya, Bung Karno memerintahkan untuk membawa seperti apa adanya. Jadi mirip bola boling.
Satu hal yang menarik dari Presiden Bung Karno adalah pakaiannya. Sebagai insinyur sipil tak kesulitan baginya untuk merancang seragam kebesarannya. Prinsipnya rapi dan tampak gagah.
Terciptalah baju putih lengan panjang, leher terbuka, dan memakai saku militer. Orang-orang menamakannya "Jas Bung Karno".
(Baca juga: [Kisah Misteri] Ketika Jeane Dixon Meramalkan Kejatuhan Bung Karno)
Di balik jas itu Bung Karno memakai kemeja. Merek favoritnya Arrow dari Amerika. Kemeja itu pula yang dipakainya waktu memaki-maki Amerika yang mendukung Belanda dalam persoalan Irian Barat.
Namun, waktu itu hanya ada kain dril murahan. Repotnya adalah waktu menganji. Kalau takaran kanji kurang pas, waktu diseterika hasilnya tidak mulus.
Klik halaman berikutnya untuk mengetahui bagaimana kemarahan Sukarno ketika uniform-nya tidak tersetrika dengan baik.