Bung Karno Pernah Didesak Jadi Raja, Tanggapan Sang Proklamator Sungguh Mengagumkan

Ade Sulaeman

Penulis

Drg. Oei Hong Kian: Bung Karno Pasien Saya (1)

Intisari-Online.com – Ada benang merah yang bisa ditarik antara isu disintegrasi yang saat ini mengemuka dengan Sukarno.

Bagaimanapun, beliaulah pengusul bentuk negara kesatuan. Waktu itu Jepang sedang di ambang kehancuran.

Tentara mereka kalah di beberapa pertempuran, sementara bantuan dari Tokyo sudah berhenti. Mau tak mau, di Indonesia mereka hams merayu pribumi yakni dengan "memberikan" kemerdekaan.

(Tentang Dua Versi Diorama Supersemar yang Selalu Diributkan)

Untuk itu mereka mengundang Sukarno dan Hatta membicarakan bentuk negara. Jepang menyodorkan monarki.

"Seperti dalam kunjungan tuan (Sukarno - Red.) baru-baru ini, rakyat Bali menghendaki kerajaan," para pembesar Jepang menegaskan. "Rakyat mendesak supaya Sukarno menjadi raja Indonesia."

Ketika berpidato di depan ratusan ribu masa (Foto: Repro Bung Karno dan Kesayangannya)

Dengan tegas Sukarno menjawab, "Di masa permulaan sekali ketika kemerdekaan ini masih merupakan bayangan, saya telah berjanji bahwa kami tidak akan mendirikan negara yang berbentuk kerajaan. Saya senantiasa menentang segala macam bentuk selain daripada negara republik."

(Saat Fidel Castro Terperangah Melihat Tongkat Bung Karno)

Bentuk negara kesatuan adalah tepat untuk kondisi Indonesia yang merupakan negara kepulauan; asal dilengkapi angkatan laut yang kuat. Ingat saja dengan kejayaan Sriwijaya dan Majapahit.

Pandangan Sukarno tidak sejalan dengan keinginan Bung Hatta yang penganjur negara serikat. Itulah awal perbedaan di awal kemerdekaan Indonesia.

(Artikel ini pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Januari 2000, dengan judul asli “Bung Karno Pernah Didesak Jadi Raja,” ditulis oleh Agus Surono/Anglingsari SI SKI/G. Sujayanto.)

Artikel Terkait