Find Us On Social Media :

Satu Minggu Pasca Gempa Lombok, Korban Tewas Capai 401 Orang dan 1.353 Lainnya Luka-luka

By Intisari Online, Senin, 13 Agustus 2018 | 08:45 WIB

Intisari-Online.com – Sepekan setelah gempa magnitudo 7,0 yang mengguncang Lombok, nusa Tenggara Barat ( NTB) aktivitas gempa susulan terus terjadi dan korban tewas akibat gempa terus berjatuhan. 

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB mencatat hingga Minggu (12/8/2018) jumlah korban tewas akibat gempa Lombok mencapai 401 orang. 

Rinciannya, di Kabupaten Lombok Utara terdapat 348 korban tewas, di Lombok Barat 30 orang korban tewas, di Kota Mataram 9 orang tewas, di Lombok Timur 10 orang tewas, di Lombok Tengah 2 orang tewas dan di Kota Lombok 2 orang tewas.

"Sebagian besar korban meninggal akibat tertimpa bangunan roboh saat gempa," kata Kepala BPBD NTB H Muhammad Rum, Minggu. 

Baca juga: Bukan Dokter, Pria Ini Nekat Lakukan Operasi Darurat Pada Kaki Istrinya Tanpa Anestesi

BPBD mencatat hingga Minggu, korban luka-luka mencapai 1.353 orang. Rinciannya, sebanyak 783 orang luka berat dan 570 orang luka ringan.

Korban luka-luka paling banyak terdapat di Lombok Utara sebanyak 640 orang. Sementara itu pengungsi sebanyak 387.067 orang yang tersebar di ribuan titik pengungsian.

Sebaran dari pengungsi adalah di Kabupaten Lombok 198.846 orang, Lombok Barat 91.372 orang, Kota Mataram 20.343 orang, dan Lombok Timur 76.506 orang.

Kerusakan fisik meliputi 67.875 unit rumah rusak, 606 sekolah rusak, 6 jembatan rusak, 3 rumah sakit rusak, 10 puskesmas rusak, 15 masjid rusak, 50 unit mushola rusak, dan 20 unit perkantoran rusak. 

Terus bertambah Khairil Anwar, Kepala Desa Gelang, Kecamatan Gangga, Lombok Utara, pada Kompas.com mengatakan pihaknya telah mendata jumlah korban yang meninggal di desanya.

 “Sekarang sedang tercatat lebih dari 20 warga saya yang meninggal, sebelumnya tidak terdata tapi sekarang sudah terdata,” katanya.

Khairil termasuk korban luka yang mengalami luka dan memar di bagian pinggangnya, karena rumahnya roboh akibat gempa.

“Tempat kami sekarang belum bisa listrik menyala, warga masih menggunakan penerangan seadanya, ada yang pakai genset,” kata kepala desa yang kantornya hancur akibat gempa tersebut.