Penulis
Intisari-Online.com – Suatu ketika hiduplah seorang anak lelaki dalam keluarga yang kaya raya. Ia tampan, pintar, dan pekerja keras. Kedua orangtuanya begitu bangga pada anak ini. Ketika anaknya sudah dewasa, mereka pun membawakan calon istri untuknya yang juga berasal dari keluarga bangsawan.
Melihat calon istrinya yang begitu cantik dan kaya itu, anak ini berkata, “Ayah, Ibu, aku tidak membutuhkan perempuan ini. Lihatlah dia, meski wajahnya cantik ia tak pernah tersenyum. Aku juga ragu apakah ia bisa bekerja. Sepertinya ia terlalu dimanjakan oleh kedua orangtuanya.”
Ayah dan ibunya tentu tidak terima anaknya membuat penilaian seperti itu. Mereka sudah memilihkan calon istri yang terbaik dari seluruh kota tempat mereka tinggal. Sebelum didebat lebih panjang lagi, anak ini berkata, “Aku sudah punya calon istriku sendiri. Ia selalu ceria dan bisa diajak bekerja keras bersama.”
Dengan kaget, ayah dan ibunya ini bertanya, “Siapa dia? Kami tidak pernah melihatmu bertemu dengan perempuan manapun!?” Sambil tersenyum anaknya menjawab, “Anak pembantu kita. Tidakkah kalian melihat ia begitu cantik dan ramah? Ia juga selalu ringan tangan, membantu kita menyelesaikan semua pekerjaan di rumah tanpa bersungut-sungut sedikit pun. Ia juga kerap membantuku melakukan berbagai macam pekerjaan tambahan dengan senang hati.”
Mendengar jawaban itu, marahlah ayah dan ibunya. Mereka berdua sudah kaya namun masih ingin bertambah kaya dengan menikahkan anaknya pada anak keluarga bangsawan tadi. Untuk mencegah perasaan anaknya kian bertumbuh, pembantu itu dipecat dan diusir.