NASA akan Menghancurkan Pesawat Peneliti Saturnus Senilai 43,5 Trilyun Rupiah, Mengapa?

Moh Habib Asyhad

Penulis

Cassini pesawat yang meneliti Saturnus

Intisari-Online.com – Selama kurang lebih tiga dekade, para ilmuwan sudah bekerja keras untuk mendesain, membangun, dan meluncurkan berbagai macam misi eksplorasi Saturnus. Salah satu pesawat misi eksplorasi Saturnus adalah Cassini-Huygens yang sudah beroperasi sejak Oktober 1997.

Cassini mulai masuk ke orbit Saturnus pada tahun 2004 dan sudah mendokumentasikan planet Saturnus dalam berbagai situasi. Sayangnya, pesawat ini akan diberhentikan dari operasinya pada Jumat, 15 September 2017 mendatang.

(Baca juga:Astronot-Astronot NASA Ini Percaya Adanya Alien, Apakah Mereka Juga Percaya Teori Konspirasi?)

Kabar ini didapatkan dari konferensi pers yang digelar oleh agensi luar angkasa Amerika Serikat pada 4 April lalu. Sebelum benar-benar dibebastugaskan, Cassini akan dimanfaatkan dengan sebaik mungkin untuk mengumpulkan data-data terakhir dari Saturnus.

Setelah beroperasi selama 13 tahun, bahan bakar Cassini tentu sudah hampir habis. Ia sudah melalui jarak kurang lebih 1,45 milyar kilometer. Sekaranglah saatnya untuk mengucapkan selamat tinggal pada Cassini.

Selama ini NASA sudah berusaha mencari cara untuk menyelamatkan Cassini, bahkan berpikir untuk mengevakuasi pesawat ini ke planet lain seperti Uranus atau Neptunus. Namun, manager adri misi ini memutuskan untuk membiarkan Cassini terus di Saturnus dan mengumpulkan lebih banyak data ilmiah.

(Baca juga:Saat NASA 'Dibuat Malu' oleh Remaja 17 Tahun Asal Inggris)

Pada September 2017 mendatang, Cassini akan sudah masuk ke atmosfer Saturnus dan terbakar lalu meleleh dan hancur berkeping-keping. Semua ini sudah diperhitungkan dengan matang oleh para ilmuwan NASA. Mereka berharap, hingga di detik-detik terakhir hidupnya, Cassini masih bisa memberikan sumbangsih data yang berguna untuk kita.

Artikel Terkait