Penulis
Intisari-Online.com - Dalam kehidupan sehari-hari kadang secara tidak sadar kita pernah melakukan tindakan berupa penindasan terhadap sesama dan juga kepada lingkungan sekitar.
Dalam kehidupan berkeluarga seorang kepala keluarga, seorang bapak bisa saja melakukan penindasan berupa sikap kasar dan sikap emosional.
Bahkan tindakan kekerasan kepada isteri dan anak-anaknya yang dianggap sudah melakukan kesalahan. Tindakan kasar dan emosional itu jelas telah membelenggu keluarganya.
Sang ayah tidak mengedepankan terlebih dahulu pemecahan masalah dengan cara dialog secara baik-baik. Ia kemudian memaafkan atas semua kekeliruan atau kesalahan yang pernah dilakukan isteri dan anak-anaknya.
Sebagai seorang kepala keluarga yang ketika menikah telah berjanji kepada Tuhan untuk melindungi dan merawat anak-anaknya baik dalam suka maupun duka.
Ia seharusnya cepat memberi pengampunan dan kebijaksanaan sehingga keluarganya kembali harmonis. Lepas dari belenggu ketidakharmonisan.
Memaknai rahmat Tuhan yang memberi kemerdekaan bagi orang-orang yang tertindas memang butuh perjuangan.
Baik secara sengaja maupun tidak sengaja mungkin kita telah melakukan ketidakadilan terhadap sesama dan lingkungan. Ketidakadilan terhadap alam sekitar misalnya, kita masih suka membuang sampah secara sembarangan.
Sikap-sikap itu terutama bisa cepat memberikan pengampunan, keadilan, dan kebijaksanaan, jika terus kita perjuangan dipastikan bisa menjauhkan kita dari sifat-sifat penindasan.
Khususnya penindasan terhadap sesama dan juga lingkungan sekitarnya. Sehingga sesama kita dan alam sekitar bisa menikmati kemerdekannya.
Lepas dari belenggu penindasan yang sengaja atau tidak sengaja telah kita lakukan. Baik dalam kata-kata maupun perbuatan.