Penulis
Intisari-online.com - Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mewajibkan siswa yang kerap terlibat tawuran di daerahnya masuk kelas Chris John. Jika berbakat, anak tersebut akan dijadikan atlet tinju.
“Sasana ini diprioritaskan untuk anak yang suka tawuran. Mereka diwajibkan masuk sasana ini,” ujar Dedi di rumah dinasnya, Senin (3/4/2017).
Bahkan, jika siswa ini kedapatan tawuran, pihaknya akan langsung membawanya ke atas ring. Mereka akan ditandingkan di depan Chris John dan orangtua siswa tersebut.
“Biar energinya tersalurkan, dan dengan tinju mereka belajar sportif,” imbuhnya.
Biasanya, sambung Dedi, pelaku tawuran tidak ikut bela diri dan berani ketika banyak orang. Akibat tawuran ini, ia mengaku sudah mengeluarkan dana yang besar.
Terakhir, Pemkab Purwakarta harus mengeluarkan Rp 175 juta untuk korban penusukan akibat tawuran. Dana tersebut seharusnya dibayarkan oleh orangtua pelaku penusukan. Namun karena tidak mampu, akhirnya pemda yang bayarkan.
“Itu sekolah swasta, saya akan menagihnya ke sekolah tersebut. Sekolah harus membayar ke kas negara,” imbuhnya.
Sebenarnya, lanjut dia, sekolah tersebut pernah ditutup Dedi karena kasus serupa. Namun, kebijakannya digugat ke pengadilan dan enam bulan kemudian Pemkab Purwakarta dinyatakan kalah.
(Selingkuh, Penis Si Pria terkunci dan Tak Bisa Dicabut Dari Vagina)
Tak berapa lama saat sekolah dibuka, tawuran kembali terjadi. Peristiwa terakhir berlangsung awal tahun ini yang berimbas pada pemkab harus mengganti biaya rumah sakit Rp 175 juta.
“Jadi, sasana ini akan dikerjasamakan untuk menekan angka tawuran di Purwakarta,” imbuhnya.
Chris John menyambut baik usulan Dedi Mulyadi. Menurutnya, anak-anak tersebut harus diajarkan sportivitas dan mengelola emosi. Lewat olahraga, hal tersebut akan diajarkan.
“Bagus itu, nanti mereka (pelaku tawuran) tinju di depan saya. Yang bagus dan memiliki bakat akan saya jadikan atlet,” tutupnya.