Find Us On Social Media :

Benarkah Kita Semua Harus Terkena Cacar Air Sekali dalam Hidup Kita?

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 31 Maret 2017 | 18:40 WIB

cacar air

Intisari-Online.com – Sering kali kita bertanya-tanya bagaimana kalau sampai usia dewasa belum terkena cacar air? Apa perlu sengaja ditulari?

Cacar air atau varicella memang merupakan penyakit anak-anak yang sudah ratusan tahun dikenal orang. Diawali dengan gejala melemahnya kodisi tubuh, pusing, demam yang kadang-kadang diiringi batuk, dalam waktu 24 jam timbul bintik-bintik yang berkembang menjadi lesi (mirip kulit yang terangkat karena terbakar) dan terakhir menjadi benjolan-benjolan kecil berisi cairan.

(Terkena Cacar Air Membuat Risiko Kanker Otak Berkurang)

Sekitar 250 - 500 benjolan akan timbul menyebar di seluruh bagian tubuh, tidak terkecuali pada muka, kulit kepala, mulut bagian dalam, mata, termasuk bagian tubuh yang paling intim.

Namun dalam waktu kurang dari seminggu, lesi ini akan mengering dan bersamaan dengan itu terasa gatal. Dalam waktu 1-3 minggu bekas pada kulit yang mengering akan terlepas.

Di negara dunia ketiga, termasuk Indonesia, cacar air sering dianggap penyakit remeh. Masyarakat pada umumnya telah terbiasa hidup dengan mitos, bahwa cacar air merupakan penyakit yang harus dialami dan tak mungkin dicegah.

(Hindari Makanan Ini Saat Cacar Air)

Virus varicella zoster, penyebab penyakti cacar air ini, berpindah dari satu orang ke orang lain melalui percikan ludah yang berasal dari batuk atau bersin penderita dan diterbangkan melalui udara atau kontak langsung dengan kulit yang terinfeksi. Virus ini masuk ke tubuh manusia melalui paru-paru dan tersebar ke bagian tubuh melalui kelenjar getah bening.

Setelah melewati periode 14 hari, virus ini akan menyebar dengan pesatnya ke jaringan kulit. Memang sebaiknya penyakit ini dialami pada masa kanak-kanak daripada kalau sudah dewasa. Sebab itu sering kali orang tua membiarkan anak-anaknya terkena cacar air lebih dini. Mengapa demikian?

Para pakar kedokteran mengatakan, gejala yang dialami pada orang dewasa lebih parah daripada pada masa kanak-kanak. Demam yang dialami lebih parah dan berlangsung lebih lama, sakit kepala serta lukanya lebih berat serta bekas luka yang ditinggalkan akan lebih dalam.

Kalau pada anak-anak kebanyakan komplikasi hanya berupa infeksi varicella pada kulit, pada orang dewasa kemungkinan terjadinya komplikasi berupa radang paru- paru atau pneumonia 10 - 25% lebih tinggi daripada pada anak.

Perokok dikatakan berisiko pneumonia lebih tinggi dibandingkan dengan yang bukan perokok. Komplikasi yang langka tapi bisa terjadi berupa radang otak, radang sumsum tulang, kegagalan hati, hepatitis serta sindrom Reye (kelainan pada otak sekaligus hati).