Find Us On Social Media :

Pernah Dapat Sanksi Militer Pasca-PD II, Jepang Ternyata Ciptakan Senjata Maut Meriam Raksasa Elektromagnetik

By Agustinus Winardi, Minggu, 12 Agustus 2018 | 07:00 WIB

Intisari-Online.com - Pada 6 dan 9 Agustus 1945, kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang pernah dihajar bom atom.

Dua bom itu dijatuhkan oleh pesawat pembom B-29 AS dan mengakibatkan kehancuran total serta tewasnya ratusan ribu orang.

Akibat pemboman yang langsung meruntuhkan mental itu, seminggu kemudian, militer Jepang menyerah kalah kepada Sekutu.

Setelah Perang Dunia II, agar tidak kambuh menjadi negara militer, Jepang lalu dikenai sanksi berupa larangan memiliki pasukan militer yang bersifat agresif.

Jepang juga dilarang memproduksi persenjataan seperti senapan serbu, memproduksi alat-alat perang kelas berat seperti tank, kapal perang, dan pesawat tempur.

Pasukan Jepang yang dimiliki setelah itu pun merupakan pasukan yang hanya bertugas terbatas demi membantu pasukan pendudukkan AS (Sekutu) dan dinamai Pasukan Beladiri Jepang.

Baca juga: (Foto) Sungguh Memilukan, Begini Kondisi Kota Hiroshima Pascajatuhnya Bom Atom Little Boy di Jepang

Tapi sesuai perkembangan dan peran pasukan AS di Jepang yang makin tidak dominan, Pasukan Bela Diri Jepang yang semula hanya bertugas menegakkan ketertiban sipil mulai ‘bertaring’.

Oleh AS sendiri, terkait Perang Korea yang berkepanjangan dan efeknya sampai ke Jepang dan perang melawan terorisme global yang makin tidak bisa dikendalikan AS, militer Jepang mulai diizinkan memproduksi beragam persenjataan tempur.

Kapal-kapal perang, tank, dan bahkan jet tempur generasi kelima pun diproduksi sehingga membuat militer Jepang menjadi kekuatan agresif yang siap bertempur melawan negara lain.

Ketika Jepang menginginkan jet tempur F-22 Raptor untuk memperkuat kekuatan udaranya dan tidak diizinkan AS, Jepang malah berhasil membuat pesawat siluman sendiri, yakni Mitshubishi X-2 Shinshin.

Dengan kekuatan militer yang sudah dimiliki Jepang bahkan menyatakan siap bertempur melawan China untuk memperebutkan pulau Senkaku yang berada di kawasan perairan Laut China Selatan.

Baca juga: Pesawat Pembom Nuklir China Bergentayangan di Atas Laut China Selatan, Indonesia Ternyata Termasuk yang Ikut Terancam