Permasalahan Fatal Ini Akan Menghambat Penjualan Nokia 3310 yang Dijuluki 'Ponsel Bodoh'

Ade Sulaeman

Penulis

Nokia 3310 berada di jaringan 2G

Intisari-Online.com – Di pasar penuh smartphone, Nokia mencoba menggebrak pasar bukan dengan teknologi lebih maju melainkan sebaliknya. Ingat Nokia 3310? Telepon mungil terlaku nomor 11 sepanjang sejarah ini kembali diproduksi dengan sedikit modifikasi.

(Ingin Tahu Setangguh Apa Nokia 6? Lihat Video Ini, Hasilnya Dijamin Membuat Anda Ingin Membelinya)

Telepon yang kini disandang sebagai “dumbphone” karena tidak memiliki teknologi pintar layaknya pesaing lain seperti Apple dan Samsung ini membangkitkan sebuah gawai klasik. Telepon yang mengingat masa kejayaan dengan nostalgia ini dapat menarik pembeli yang ingin memiliki telepon baru bernuansa jadul atau retro.

Saat Mobile World Congress 2017 terselenggara, para pengunjung terkesima dengan kebangkita telepon yang dahulu sempat menjual hingga 126 juta unit di dunia ini.

Beberapa perubahan dibuat akan tetapi hal terbaik dari gawai mungil ini tetap terlihat. Dari desain yang mirip dan permainan fenomenal snake tetap muncul. Tetapi fitur baru ikut hadir seperti program-program yang ditampilkan di layar berwarna, kamera 2 megapiksel, dan koneksi Bluetooth.

Dibanderol Rp700.000, Nokia 3310 Resmi Terlahir Kembali Lengkap dengan Game Snake yang Melegenda()

Di balik fitur-fitur modern ternyata sang “Dumbphone” mengalami permasalahan fatal yaitu jaringan yang masih 2G. Padahal kebanyakan pesaing yang berada di pasar telah menggunakan 3G bahkan 4G.

Memang kenapa bila hanya 2G? Jaringan yang digunakan pada tahun 90-an ini dianggap kuno dan beberapa negara pun telah mematikan layanannya. Perlahan-lahan negara lain akan meninggalkan 2G dan telepon seperti Nokia 3310 tidak akan bisa digunakan.

Contoh terbarunya adalah perusahaan telekomunikasi bernama Telstra di Australia yang baru menutup layanan 2G pada bulan Desember 2016. Memang sulit untuk menyalahkan para penyedia layanan telepon karena memang semuanya telah meninggalkan 2G. Dalam posisi ini Nokia 3310 semakin terlihat sebagai “Dumbphone” karena teknologi mundur yang tidak diakomodir oleh masyarakat dan pasar.

(Nokia 105, Ponsel Favorit ISIS untuk Membuat Bom)

Salah satu yang meninggalkan layanan 2G untuk pertama kali adalah KDDI di Jepang pada bulan Maret 2008. Kemudian penyedia layanan lain seperti NTT DOCOMO berhenti di bulan April 2012.

Tahun 2017 akan semakin marak dengan peninggalan layanan 2G. Sebut saja Optrus dan Vodafone di Australia yang akan meninggalkan di pertengahan tahun 2017 ini. Kemudian Spark dari Selandia Baru berencana berhenti di bulan Juli 2017.

Sedangkan Kanada mulai meninggalkannya di bulan Desember 2016 saat Manitoba Teleco menghentikan layanannya. Bell dan Telus di Kanada juga menghentikan 2G di bulan Januari 2017. Untuk Sasktel baru berencana menghentikannya di bukan Juli.

Sedangkan AS masih jauh, baru tahun 2019 Verizon Wireless akan menghentikan layanan 2G-nya.. Eropa pun merencanakan hal yang sama dengan T-Mobile di Belanda dan Swisscom di Swiss berhenti pada bulan Desember 2020.

Saat layanan 2G ditiadakan makan Nokia 3310 tidak bisa digunakan. Hal ini menjadi permasalahan fatal dalam hal penjualan di negara yhang disebutkan. Selain itu masalah lainnya terletak di cara berkomunikasi gaya baru yang sulit untuk ditinggalkan.

Apabila awal tahun 2000-an kita masih menggunakan SMS dan telepon untuk berkomunikasi, kini chat seperti WhatsApp menjadi salah satu cara berkomunikasi utama. Sayangnya Nokia 3310 tidak bisa menggunakan fitur ini.

Di sisi lain telepon genggam ini dapat menggunakan surel dan sosial media Twitter untuk berkomunikasi. Kelebihan lainnya terletak pada produk kuat seperti Nokia di masa lampau. Sebut saja baterai yang bisa kuat hingga satu bulan tanpa diisi ulang.

Sebenarnya Nokia 3310 juga dapat digunakan untuk telepon kedua karena praktis dan tangguh akan tetapi keterbatasan juga muncul tekonologinya.

Setelah menghentikan kerja sama dengan Microsoft, Nokia menemukan rekan baru berupa HMD Global, sebuah perusahaan perangkat keras yang kini menjual gawai atas nama perusahaan Finlandia ini.

Indonesia sendiri masih menyediakan layanan 2G dan belum memiliki rencana konkrit untuk mengakhirinya. Namun saat Noia 3310 rilis, pertanyaan sederhana pun muncul. Apakah Anda rela meninggalkan smartphone dan berganti ke jenis telepon seperti ini?

Artikel Terkait