Merasakan Keagungan Spiritual Pura Besakih

Ade Sulaeman

Penulis

Pura Besakih

Intisari-Online.com – Bau harum langsung tercium ketika berada di sekitar Pura Penataran Agung. Harum itu berasal dari asap dupa pengunjung yang sedang menghaturkan doa dan puja di pura. Itulah akan Anda rasakan ketika mengunjungi Pura Besakih.

--

Pura Besakih disebut juga Pura Ibu karena menjadi pusat dari semua pura di Bali. Pura ini merupakan kumpulan dari 18 pura kecil dan satu pura utama (Pura Penataran Agung). Pura-pura itu berada dalam satu desa, Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem.

(Keren! Bali Ada di Peringkat Pertama dalam Daftar Destinasi Wisata Terbaik di Dunia)

Seperti halnya pura-pura lain di Bali, Pura Besakih juga terdiri atas tiga bagian utama atau mandala, yaitu sor mandala (bagian dengan tingkatan paling rendah), madya mandala (tingkatan menengah), dan utama mandala (tingkatan tertinggi).

Kalau di pura-pura pada umumnya, tiap mandala hanya meliputi satu tempat, di Pura Besakih tiap mandala berupa kumpulan beberapa pura. Misalnya, di sor mandala ada pura-pura kecil, salah satunya Pura Titi Gonggang, di madya mandala ada Pura Bangun Sakti, dan di utama mandala ada Pura Penataran Agung.

Pura Besakih

Dengan latar belakang Gunung Agung di sisi timurnya, Pura Penataran Agung terlihat anggun dan agung. Pura ini berlokasi di bagian tengah Pura Besakih. Di bagian dalam pura Anda dapat melihat bagian-bagian menarik, seperti meru tumpang solas (bagian pura dengan atap ilalang bertingkat sebelas).

Di Bali, meru ini berada pada tingkatan tertinggi dan hanya ada di pura-pura besar. Di samping meru tersebut Anda dapat melihat tiga singgasana tempat di mana Dewa Trimurti, yaitu Wisnu, Brahma, dan Siwa, bersemayam. Ke arah inilah umat Hindu yang bersembahyang menghadap.

Di sekeliling Pura Penataran Agung Anda dapat melihat beberapa pura untuk soroh, klan di Bali, seperti soroh Pande, Pasek, Arya, dan Iain-lain. Pura-pura itu biasa disebut pura kawitan dan menjadi tempat bersembahyang warga klan tertentu.

Kawasan inti Pura Penataran Agung sebenarnya diperuntukkan bagi umat Hindu yang bersembahyang. Tapi, Anda tetap bisa masuk ke dalam pura, yang luasnya sekitar 1.000 m2, ini selama Anda mengenakan pakaian adat Bali.

Pakaian adat ini terdiri dari kamen (sarung), saput (selendang pinggang), dan udeng (ikat kepala) bagi laki-laki atau cukup ber-kamen dan ber-saput untuk perempuan. Kalau tidak membawa pakaian tersebut, Anda dapat menyewanya di sekitar tempat parkir.

Di sana Anda akan melihat keagungan pura ini. Selama berkeliling pura, Anda dapat meminta didampingi pemandu lokal. Tarifnya suka rela, antara Rp 20.000 - 50.000,-. Dengan didampingi pemandu ini Anda bisa menikmati semua bagian pura dan makna di baliknya.

Selain melihat pura, Anda juga bisa melihat menhir, artefak. Usai berkeliling, Anda bisa melepaskan penat di warung-warung di sekitar pura sambil melihat pemandangan di bawah sana.

Pura Besakih

Pura Besakih dapat Anda capai dalam waktu sekitar 1,5 jam dari Denpasar menggunakan kendaraan pribadi. Dari Denpasar perjalanan Anda arahkan ke Kota Semarapura, Klungkung, lalu ke Kecamatan Rendang. Sesampai di Desa Menanga, Kecamatan Rendang, Anda akan menemukan jalan satu-satunya ke arah Besakih. Jalan ini naik turun dan berkelok-kelok.

Untuk mencapai Pura Pcnataran Agung, Anda bisa melewati dua jalur. Jalur pertama, dari tempat parkir utama Anda berjalan sepanjang sekitar 1 km dengan jalanan yang terus menanjak. Jalur kedua, lewat jalur samping di mana Anda bisa mengendarai kendaraan pribadi hingga kawasan inti pura tempat Anda bisa langsung berjalan-jalan menikmati kemegahan pura. • Ant

Do & don’t:

Pura Besakih:

Lokasi: Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem

Telepon: 0363-21196 (Dinas Pariwisata Karangasem)

Buka: Pukul 08.00 - 18.00 WITA.

Artikel Terkait