Penulis
Intisari-Online.com -Meskipun kedatangan jet tempur F16 C/D hibah dari AS belum beserta persenjataannya untuksenjata berupa bom pihak TNI AU sudah bisa membuatnya sendiri.
(Ingin Beli Smartphone yang Paling Pas Buat Kamu? Simak Panduan Ini)
Pasalnya, sejumlah bom hasil penelitian dan pengembangan Dislitbangau seperti BTN-100 dan BT-500, telah sukses diuji coba. Bom-bom itu juga mendapat sertifikasi dan siap digunakan oleh F-16 C/D.
Bom-bom rekayasa Dislitbangau ini bahkan telah diuji pada Juni 2014 dan setiap tahunnya digunakan oleh jet tempurF-16 dan Sukhoi untuk latiihan tempur.
(Hibah F-16 dari AS: Pesawatnya Gratis, Rekondisinya Rp6 Triliun, Belum Termasuk Senjatanya)
Sejumlah bom itu antara lain, bom tajam (BTN)-100, BT-200, dan BT-500, semuanya sukses diuji coba di kawasan Lanud Iswahyudi, Madiun dan Air Shooting Range (ASR) di Pandanwangi, Lumajang, Jawa Timur.
Uji bom berlangsung dua tahap yaitu pengujian statis dan pelepasan bom. Uji coba secara statis baru dikatakan berhasil jika bom yang terpasang di sayap pesawat stabil. Selain itu bom juga harus stabil ketika dijatuhkan dengan landasan yang diberi bantalan berupa kasur.
Uji coba penjatuhan bom menggunakan tumpukan kasur itu memang unik sekaligus kreatif. Tujuannya sederhana karena goncangan yang diakibatkan bom bisamemicu detonator dan bom bisa meledak.
(Lima Lagi Pesawat F-16 Hibah dari AS akan Tiba di Lanud Iswahjudi)
Tapi jika bom jatuh di atas lapisan kasur goncangan yang ditimbulkan bisa diredam, baik bom dan para pengujinya pun sama-sama aman.
Sedangkan uji coba pelepasan bom menggunakan pesawat Sukhoi Su-27/30 dan F-16 itu mampu menyasar ke parameter yang telah ditentukan.
Alat-alat penguji ledakan bom yang digunakan untuk menganalisa berbagai kemampuan bom juga berfungsi secara maksimal.
Salah satu yang menjadi parameter pengujian adalah kecepatan bom, akurasi bom terhadap sasaran, daya dan jangkauan ledakan, bentuk serpihan bom, dan lainnya.