Penulis
Intisari-Online.com -Swedia akan menandatangani kontrak pembelian sistem pertahanan rudal Patriot dari pabrik senjata AS Raytheon Co pekan ini.
Padahal negara tersebut bukan bagian dari aliansi pertahanan atlantik atau North Atlantic Treaty Organization (NATO).
Mengutip Reuters, Rabu (1/8), meski bukan bagian dari NATO, Swedia dikenal memiliki hubungan yang erat dengan aliansi tersebut.
Mereka juga secara konsisten terus meningkatkan kekuatan bersenjata setelah beberapa dekade diabaikan oleh negara-negara NATO di tengah meningkatnya kecemasan atas tindakan Rusia di Ukraina dan Krimea.
Baca juga:Murah, 'Bandel', Namun Tetap Mematikan, Saab JAS-39 Gripen Ibarat 'AK-47 Versi Jet Tempur'
Swedia, yang sistem pertahanan udaranya tidak dapat menembak jatuh rudal balistik, akan membeli empat unit sistem pertahanan Patriot dan sejumlah rudal yang dirahasiakan.
"Sistem ini telah terbukti dan sejumlah negara lain yang sudah memilikinya. Kami mengharapkan pengiriman pertama pada 2021," kata Menteri Radio Swedia mengutip pernyataan Menteri Pertahanan Peter Hultqvist, dilansir dari Reuters.
Swedia memulai pembicaraan tentang pembelian, awalnya bernilai sekitar 10 miliar krona atau setara dengan US$ 1,14 miliar, November lalu.
Kontrak tersebut termasuk opsi untuk membeli hingga 300 rudal, yang secara total akan mencapai sekitar US$ 3 miliar (setara Rp43,45 triliun).
Sejauh ini, 15 negara lain telah membeli Patriot, termasuk anggota NATO Jerman, Belanda, Rumania dan Polandia. (Agung Jatmiko)
Baca juga:Hidup Ala La Sape, Rela Tak Makan dan Berutang Demi Pakai Baju Merek Ternama
Artikel ini sudah tayang di kontan.co.id dengan judul "Swedia akan beli sistem pertahanan rudal Patriot seharga US$ 3 miliar".
Baca juga:Kahiyang Ayu Melahirkan: Ini Kisaran Biaya Operasi Caesar di RSIA YPK Mandiri