Find Us On Social Media :

Angin Duduk, Pembunuh Dalam Diam yang Kerap Disepelekan

By Ilham Pradipta M., Jumat, 17 Maret 2017 | 16:40 WIB

Meningkatnya risiko jantung pada wanita selama menopause.

Intisari-Online.com – Pernakah tiba-tiba Anda merasa tidak enak badan disertai rasa neyeri di sisi tengah bagian dada? Jika hampir 20 menit nyeri itu tak kunjung lenyap, sebaiknya Anda perlu harap-harap cemas. Apalagi kalau malah menjalar ke rahang bawah, leher, bahu, dan lengan, serta punggung.

(Ingin Beli Smartphone yang Paling Pas Buat Kamu? Simak Panduan Ini)

Keluhan-keluhan di atas patut diwaspadai. Sama halnya bila Anda merasa ada nyeri di bagian kiri dada, seperti ada yang menekan, dan disertai dengan keringat dingin yang mengucur.

Nah, kalau sudah merasakan hal tersebut, tak perlu pikir panjang. Segeralah minta pertolongan ke rumah sakit.Bila ditangani dengan cepat, nyawa Anda bisa diselamatkan. Namun, tak demikian dengan mereka yang terbilang santai menghadapi kondisi itu. Nyawanya bisa saja melayang. 

(Kenali Serangan Jantung Ringan)

Dianggapnya sindrom yang satu ini sebagai masuk angin biasa atau angin duduk. Padahal, itu kumpulan gejala akibat gangguan di pembuluh darah. Seram, kan?

Bagi awam, gejala-gejela di atas itu ditangkap sebagai gejala “angin duduk”. Kalau kemudian ada yang merasa sembuh setelah “mandi balsem” atau kerokan, boleh percaya atau tidak, itu nasib baik saja.

Namun, dalam dunia medis, keluhan seperti itu harus dilihat sebagai gejala serius. Biasa disebut dengan sindrom koroner akut (SKA). Penderita harus cepat-cepat mendapatkan pertolongan medis agar jiwanya tertolong.

Penderita sindrom koroner akut mesti dirawat di rumah sakit, sedapatnya di ICU. Tak bisa hanya berobat jalan saja.

(Selain Mampu Mengubah Suasana Hati, Bersyukur Juga Berdampak Positif pada Kesehatan Jantung)

Bisa berubah jadi serangan jantung 

SKA memang sekumpulan gejala yag muncul karena adanya gangguan aliran darah di pembuluh koroner secara akut. Gagguannya muncul gara-gara ada sumbatan di sebagian rongga pembuluh darah koroner. Penyebabnya kerak aterosklerosis yang kemudian robek sehingga memicu terjadinya gumpalan darah (trombosis).