Saat Tiga Proyektil dari Empat Rudal Balistik yang Ditembakkan Korea Utara Jatuh di Laut Jepang

Ade Sulaeman

Penulis

Korea Utara melakukan uji coba nuklir dalam beberapa pekan terakhir setelah uji coba keempat nuklirnya pada 6 Januari lalu.

Intisari-Online.com - Negara bersenjata nuklir Korea Utara (Korut) menembakkan beberapa rudal ke perairan timur Semenanjung Korea pada Senin (6/3/2017) pagi.

(Salah Kaprah Sarapan Ini Dapat Menaikkan Berat Badan tapi Kita Bisa Memperbaikinya)

Kementerian Pertahanan Korea Selatan (Korsel) mengungkapkan hal itu tak lama setelah penembangkan rudal Korut tersebut.

Menurut kementerian, rudal ditembakkan dari Provinsi Pyongan Utara pada sekitar pukul 7.36 waktu setempat. Namun, kementerian tidak merinci berapa jumlah rudal yang ditembakkan.

(BMKG Turut 'Buktikan' Korea Utara Telah Lakukan Uji Coba Bom Nuklir)

Proyektil yang ditembakkan tersebut melesak sejauh sekitar 1.000 kilometer dan mendarat di Laut Timur atau lebih dikenal juga dengan nama Laut Jepang.

"Korut hari ini menembakkan empat rudal balistik secara hampir bersamaan dan rudal-rudal itu melesat sejauh sekitar 1.000 kilometer (620 mil)," kata Perdana Menteri Jepang, Sihnzo Abe di parlemen Jepang, Senin ini.

"Tiga dari mereka mendarat di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) negara kita," kata Abe.

Kantor berita Korsel, Yonhap, mengutip seorang pejabat kementerian yang tak disebutkan namanya mengatakan, proyektil bisa jadi sebuah rudal balistik antarbenua yang mampu mencapai daratan AS.

Seoul dan Washington telah meluncurkan latihan militer tahunan bersama pekan lalu, yang membuat marah Pyongyang dengan mengecamnya sebagai aksi provokatif untuk invasi militer.

Ketika mengunjungi sebuah markas tentara Korut, pemimpin Kim Jong Un memerintahkan pasukan untuk "bersiaga menghadapi serangan tanpa ampun terhadap serangan udara mendadak musuh"

Bulan lalu, Korut juga menembakkan rudal balistik – peluncuran pertama sejak Oktober – yang telah oleh Seoul disebut bertujuan untuk menarik "perhatian global" atas program nuklir dan rudalnya untuk menguji reaksi pemerintah baru AS di bawah Presiden Donald Trump.

Korut dilarang di bawah resolusi PBB untuk mengembangkan teknologi rudal balistik. Namun, meski sudah enam kali PBB memberikan sanksi – sejak uji coba nuklir pertama Pyongyang pada tahun 2006 – Korut tetap membandel.

Artikel Terkait