Penulis
Intisari-Online.com – Ukurannya memang kecil, tapi kelakukan si kecil ini tak main-main. Pekerjaannya mencuri makanan di usus kita yang akhirnya bisa menimbulkan perkara baru. Makanya, tak heran kalau negera kita mesti mengalami kerugikan miliaran rupiah akibat ulah cacing yang dapat menimbulkan pelbagai masalah kesehatan.
Nah, diantara berbagai keularga cacing, yang paling banyak membuat masalah adalah cacing cambuk dan gelang.Celakanya, ketika sudah berada dalam tubuh, cacing ini akan terus berkembang biak. Seekor cacing gelang betina dewasa saja bisa menghasilkan 200.000 teluar tiap harinya. Nah, jika di dalam perut terdapat lima ekor saja, merang sanggung memproduksi satu juta telur dalam satu hari!
(Yakin Anak Bebas Cacingan? Cek Dulu Tanda-tandanya Berikut Ini!)
Karena menular lewat makanan, umumnya korban cacingan adalah anak-anak yang biasa jajan di pinggir jalan. Mereka juga bisa menelan telur cacing dari sayuran mentah yang tidak di cuci bersih.
Maling makanan di usus
Ketika masuk ke perut seseorang dan setelah menetas, cacing yunior akan “sungkem” pada ibunya yang tinggal di usus halus. Barulah setelah itu ia akan menggerogoti isi perut si korban. Ketika mencapai umur dua sampai tiga bulan, cacing itu akan berubah menjadi seekor cacing betina dewasa yang siap bertelur. Nah, sejak itulah ia akan membuat siklus baru untuk cacing-cacing generasi berikutnya.
Parahnya lagi, komplotan ini tak hanya mencuri makan di usus saja. Mereka juga beramai-ramai menyesap darah dari dindind usus. Dalam sehari, seekor cacing cambuk dewasa bisa minum darah sebanyak 0,005 ml. Bila di berut seseorang terdapat 100 ekor, maka dalam sebulan si penderita cacingan mesti kehilangan darah sebanyak 15 ml. Menyeramkan, bukan? Makanya tak heran kalau penderita cacingan umumnya juga menderita kekurangan gizi dan anemia.
Enggak cuma di perut
Kebiasan minum darah juga dimiliki oleh cacing tambang. Mereka punya sepasang cakil yang bisa digunakan untuk menggigit permukaan usus. Kalau mereka sedang “bersemangat”, gigitannya bisa menyebabkan luka pada dinding usus.
Nah, cara penularan cacing tambang pun lebih canggih, tak cuma lewat makanan saja. Saking begitu kecilnya, larva bisa masuk ke dalam tubuh seseorang melalui pori-pori kulit. Selanjutnya, dengan menumpang arus peredaran darah, mereka bisa mencapai jantung dan paru-paru. Di paru-paru mereka akan menembus alveolus (kantong paru-paru), lalu merangkak naik ke atas sampai ditenggorokan. Setelah melewati perjalanan panjang, mereka ikut tertelah bersama makanan dan akhirnya mencapai usus.
Karena daerah “jajahannya” yang begitu luas, cacing ini tak hanya menimbulkan masalah di usus saja. Namun, juga di jaringan otot, paru-paru, dan lambung. Selain menyebabkan anemia, cacing ini juga bisa menyebabkan radang paru-paru dan radang tenggorokan.