Find Us On Social Media :

Berbanggalah Kamu yang Sudah Menikah karena Punya Hidup yang Lebih Bahagia, Ini Alasan Ilmiahnya

By Lintang Bestari, Senin, 6 Maret 2017 | 10:05 WIB

Mereka yang sudah menikah memiliki kadar stres yang lebih rendah sehingga terhindar dari risiko penyakit kronis

Intisari-Online.Com – Beberapa studi telah mengatakan bahwa orang-orang yang sudah menikah ‘menyerap’ lebih banyak manfaat kesehatan dibanding mereka yang masih lajang, bercerai, atau ditinggalkan pasangannya meninggal. Saat ini, penelitian terbaru menunjukkan alasannya: mereka yang telah menikah memiliki jumlah hormon kortisol yang lebih rendah. Sebagai informasi, jika diproduksi secara berlebihan, hormone kortisol bisa menyebabkan inflamasi dan penyakit kronis.

Penemuan baru ini memaparkan, orang-orang yang sudah menikah menghadapi stres psikologis yang lebih sedikit dibanding ketika mereka masih melajang. Para peneliti dari Carnegie Mellon University bahkan menyediakan bukti biologis untuk menjelaskan mengapa hubungan penuh komitmen berpengaruh langsung pada kesehatan.

Untuk membandingkan jumlah hormon kortisol pada orang yang sudah dan belum menikah, para peneliti mengumpulkan sampel air liur dari 572 orang dewasa, tiga kali sehari. Semua partisipan berada dalam kondisi kesehatan yang baik. Peneliti menyesuaikan analisa mereka dengan kepribadian partisipan yang mungkin akan mempengaruhi hasil studi.

Secara keseluruhan, partisipan yang sudah menikah, memiliki kadar kortisol yang lebih rendah dibanding mereka yang belum menikah sama sekali dan yang sudah namun gagal di pernikahan sebelumnya. Kadar kortisol mereka yang sudah menikah bahkan cenderung turun lebih cepat di siang hari.

Jumlah kortisol tinggi yang disebabkan karena stres bisa mempengaruhi kemampuan tubuh untuk mengatasi inflamasi, kata pemimpin penelitian. Inflamasi sering dikaitkan denga berbagai kondisi kesehatan yang buruk seperti masalah jantung, rendahnya kekebalan tubuh, diabetes dan kanker.

Peneliti mengatakan, karena sampel partisipan mereka relatif muda dan sehat, penemuan ini mungkin tidak relevan untung mereka yang lebih tua dan memiliki penyakit. Peneliti menambahkan, status menikah bisa diartikan dengan berbeda bagi setiap orang. “Sebagai contoh, bercerai atau berduka mungkin bisa lebih diterima oleh mereka yang telah berusia 60 tahun dibanding dewasa muda yang berusia 30 tahun sehingga kadar stresnya jadi tidak terlalu tinggi,” tulis para peneliti.

Namun, mereka mengatakan bahwa penelitian ini bisa dipertanggungjawabkan. Pernikahan memang memberikan manfaat untuk kesehatan. “Data ini memberikan pandangan penting bahwa hubungan intim kita bisa meresap ke bawah kulit dan mempengaruhi kesehatan,” kata Sheldon Cohen, profesor psikolog dan wakil penelitian ini.