Penulis
Intisari-Online.com -Kepala Stasiun Geofisika Bandung BMKG Toni Agus Wijaya menyebut bahwa penyebab gelombang laut tinggi akhir-akhir ini karena adanya peningkatan kecepatan angin di Laut Selatan Jawa, hingga 37 km per jam.
Hal ini dijelaskan Toni melalui pesan singkat ke Kompas.com, Kamis (26/7/2018).
Menurut dia, gelombang tinggi laut berpotensi terjadi tiap tahun di puncak musim kemarau antara Juli-Agustus.
"Disebabkan oleh menguatnya angin timuran dari benua Australia yang melewati pulau Jawa. Dan ada perbedaan tekanan udara antara belahan bumi utara dan selatan," jelasnya.
Baca juga:Banyak Surat untuk Tuhan, Inilah 9 Fakta Negara Israel yang Jarang Diketahui Publik Indonesia
Penyebab tekanan udara sendiri memang kerap terjadi setiap tahunnya.
"Itu karena perubahan posisi matahari. Saat ini matahari di belahan bumi utara khatulistiwa," terangnya.
Toni menjelaskan jika fenomena ini tidak ada kaitannya dengan bulan purnama. "Gelombang laut yang tinggi disebabkan oleh angin," katanya.
Sementara itu BMKG merilis prakiraan tinggi gelombang laut di Jawa barat pada tanggal 26-31 juli 2018.
Baca juga:Berhasil Contek Rudal Udara Buatan AS, Kini Iran Siap Menggunakannya Untuk Menggempur Israel
*Laut Selatan, Jawa Barat :
• Tanggal 26 Juli 2018 : 3,0 sampai 5,0 Meter
• Tanggal 27 Juli 2018 : 3,0 sampai 5,0 Meter
• Tanggal 28 Juli 2018 : 3,0 sampai 5,0 Meter
• Tanggal 29 Juli 2018 : 3,0 sampai 6,0 Meter
• Tanggal 30 Juli 2018 : 3,0 sampai 5,0 Meter
• Tanggal 31 Juli 2018 : 2,5 sampai 3,5 Meter
Baca juga:Dulu Pernah Kalang Kabut Dihajar Pejuang Hamas, Kini Israel Tak Mau Jatuh ke Lubang yang Sama Lagi
*Laut Utara, Jawa Barat :
• Tanggal 26 Juli 2018 : 0,5 sampai 1,0 Meter
• Tanggal 27 Juli 2018 : 0,5 sampai 1,0 Meter
• Tanggal 28 Juli 2018 : 0,5 sampai 1,0 Meter
• Tanggal 29 Juli 2018 : 0,5 sampai 1,0 Meter
• Tanggal 30 Juli 2018 : 0,5 sampai 1,0 Meter
• Tanggal 31 Juli 2018 : 0,5 sampai 1,0 Meter.
Mengingat hal tersebut, pihaknya mengimbau kepada masyarakat khususnya nelayan untuk mengantisipasi tinggi gelombang laut tersebut.
"Nelayan sebaiknya hati-hati dan jika perahu ukuran kecil sebaiknya menunda aktivitas sampai kondisi normal. Untuk wisatawan dan masyarakat yang beraktivitas di Laut Selatan di Jawa Barat lebih hati-hati dan tidak mandi di laut," imbuhnya. (Agie Permadi)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "BMKG: Sampai 31 Juli, Wisatawan Jangan Mandi di Laut".
Baca juga:Terlalu Mengandalkan Teknologi, Pasukan Khusus AS Bisa dengan Mudah 'Dilumpuhkan' Pasukan Khusus TNI