Penulis
Intisari-Online.com – Ada beberapa perempuan yang kurang bersahabat dengan sperma alias alergi sperma. Sperma alias air manimengandung senyawa tertentu seperti protein yang disebut bisa membuat beberapa wanita mengalami alergi terhadapnya.
Ketika akan berhubungan seksual dengan pasangannya, mereka lebih memilih menggunakan kondom. Persoalannya, bagaimana jika mereka ingin hamil, sementara di sisi lain seks tanpa kondom dapat memicu reaksi alergi itu sendiri?
Apa saja yang mesti kita ketahui tentang alergi sperma?
Fakta # 1
Bagaimana untuk mengetahui alergi terhadap air mani? Nah, jika Anda mengalami sensasi seperti, sensasi gatal, nyeri, kemerahan, bengkak atau sensasi aneh lainnya terbakar saat pasangan mengeluarkan sperma di kemaluan Anda atau area lain dari kulit, maka itu bisa berarti alergi air mani.
Fakta # 2 Berapa lama gejala bertahan? Kadang-kadang, gejala muncul setelah 10 menit atau lebih. Gejala-gejala dapat segera hilang atau mungkin selama satu hari. Fakta # 3 Meskipun gejala umumnya mempengaruhi daerah di mana terkena sentuhan air mani, beberapa wanita mungkin mengembangkan reaksi di seluruh tubuh. Mereka mungkin menderita kesulitan bernapas, gatal-gatal, membengkak dan reaksi alergi yang berbahaya.
Fakta # 4 Pada awalnya, Anda bahkan mengalami peradangan vagina atau semacam infeksi jamur. Beberapa bahkan mungkin mengara mengalami seperti penyakit menular seksual. Pergi ke dokter untuk menghilangkan semua keraguan itu.
Fakta # 5 Alergi sperma bisa terjadi tiba-tiba. Bisa sementara, bisa juga menjadi masalah jangka panjang. Akar penyebabnya bisa jadi isi air mani pria. Fakta # 6 Beberapa wanita yang mengalami reaksi alergi ringan umumnya diberikan obat-obatan tertentu untuk mengurangi reaksi alergi mereka untuk membantu mereka bisa hamil. Namun, jika tidak berhasil, metode inseminasi buatan dapat membantu kehamilan.
Nah, persoalannya, bagaimana jika perempuan ini ingin hamil?
Seperti pernah ditulis Intisari-Online.com, bila Anda mengalami alergi sperma tapi ingin cepat hamil, mintalah suami melakukan pencucian sperma. Suami akan diminta melakukan masturbasi, kemudian dilakukan analisis dan pencucian pada cairan mani yang keluar
Ini dilakukan untuk memisahkan sperma yang baik dari protein cairan mani dan zat lain yang dapat mengganggu proses pembuahan.
Selanjutnya, Anda dapat memilih untuk menjalani Teknologi Reproduksi Berbantu (TRB), yaitu dengan teknik Inseminasi Intra uterin (IUI) atau bayi tabung (IVF). Pada teknik iseminasi intra uterin, sel sperma yang telah dibersihkan tadi akan disuntikkan langsung ke dalam rahim menggunakan alat semacam pipet.
Sedangkan pada teknik bayi tabung, sel sperma yang baik akan membuahi satu atau lebih sel telur, yang sebelumnya telah diambil dengan operasi laparoskopi perempuan di laboratorium.
Selanjutnya, hasil pembuahan yang telah berhasil baru ditanamkan kembali ke dalam rahim.