Penulis
Intisari-Online.com -Kenaikan harga cabai nyatanya tak berbanding lurus dengan pendapatan para pedagang pasar tradisional. Seorang pedagang sayuran di Pasar Minggu bernama Suwarti, misalnya, mengeluh bahwa gara-gara harga cabai rawit naik danmelejit tinggi, pendapatannya turun 30 hingga 40 persen.
Ironis!
(Ternyata Cabe Rawit Bermanfaat Bagi Kesehatan!)
“Jadi tadinya beli setengah kilogram, pas harga naik belinya cuma seperempat kilogram. Jadi harga cabai ngaruh ke pendapatannya juga,” ujar Suwarti kepada Kompas.com di Pasar Minggu Jakarta, Rabu (8/2).
Tak hanya Suwarti, pedagang lainnya, Tini, juga mengeluhkan naiknya harga cabai. Perempuan 50 tahun ini bilang, dengan harga cabai mencapai Rp160 ribu per kg banyak pedagang yang tidak menjual cabai rawit merah. Mereka tidak mau ambil risiko untuk merugi jika menjual dengan harga tersebut.
“Jadi kalau harga segitu, kami jualnya juga bingung berapa,” katanya.
Tini pun meminta kepada pemerintah agar dapat memasok lebih banyak cabai rawit merah, sehingga harga bisa mengalami penurunan. Menurutnya, harga ideal cabai rawit itu berkisar di angka Rp50 ribu.
“Ya kami harap harga bisa standar lagi. Biar kami jualnya untung, pembeli juga nggak keberatan,” tandasnya.
Sebelumnya, harga cabai kembali mengalami kenaikan pada awal Februari 2017 ini. Cabai yang mengalami kenaikan tinggi yakni pada cabai rawit merah yang menembus harga Rp160 ribu per kilogram (kg).
Tak hanya di Jakarta, kenaikan juga terjadi di Bandung. Dilaporkan Tempo, harga cabai rawit merah di pasar tradisional Kota Bandung berkisar antara Rp150—Rp160 ribu per kg. Angka ini tiga hingga empat kali lipat harga normal di sana yaitu sekitar Rp38—Rp40 ribu.