Penulis
Intisari-Online.com - Gayung bersambut. Jokowi akan bertemu dengan SBY… tapi bukang sekarang. Menurut keterangan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, pertemuan itu diagendakan setelah Pilkada DKI Februari ini.
“(Rencana) Sudah ada,” kata Luhut, seperti dilansir dari Kompas.com, Jumat (3/2).
(Sudah Tempati Rumah Pemberian Negara, SBY akan Bolak-Balik Kuningan-Cikeas)
Luhut memastikan bahwa pertemuan tersebut akan terlaksana tanpa melalui penghubung. Soal apa topik pembicaraan keduanya nanti, Luhut tidak bisa bicara banyak. Namun, saat ini Presiden Jokowi sangat membutuhkan kondisi negara yang stabil dan damai karena tengah mati-matian menggenjot sektor ekonomi.
“Saya melihat (pertemuan Jokowi-SBY) hanya supaya tenang. Kalau tenang ya sudah, nanti yang mau menang (Pilkada) siapa pun silakan-silakan saja,” ujar Luhut.
Seperti diberitakan sebelumnya, Jokowi berjanji akan meluangkan waktu untuk bertemu dengan Presiden RI keenam itu. Namun, hal itu menunggu permohonan bertemu dari SBY yang juga merupakan Presiden keenam RI tersebut.
Sementara itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai, keinginan SBY bertemu Jokowi adalah hal yang wajar. Namun, Wapres menyarankan, pertemuan itu digelar setelah Pilkada serentak.
”Saya kira Pak Jokowi pasti menerimanya. Ya setidak-tidaknya setelah tanggal 15 (Februari)-lah supaya tidak menjadi isu politik,” kata Kalla. Lebih jauh, Wapres meminta semua pihak dapat menahan diri agar tidak memperkeruh situasi jelang pencoblosan.
Dalam keterangannya belum lama ini, SBY mengaku ingin bertemu dengan Jokowi. Pertemuan ini dirasa penting untuk untuk membicarakan banyak hal terkait berbagai isu, terutama soal tuduhan yang selama ini diarahkan kepadanya.
“Saya sebetulnya ingin melakukan klarifikasi secara baik dengan niat dan tujuan baik supaya tidak menyimpang, baik Pak Jokowi maupun saya, prasangka, praduga, perasaan enak atau tidak enak, atau saling curiga,” ucap SBY.
Dalam keterangan itu SBY juga menyinggung soal dirinya yang dituduh menggerakkan dan mendanai aksi 4 November 2016, kemudian soal tuduhan dirinya terlibat upaya makar. Bahkan, tuduhan dia memerintah mengebom Istana.
“Oleh karena itu, bagus kalau saya bisa bertemu, sekali lagi blakblakan apa yang terjadi, apa yang beliau dengar supaya ada dialog, mana yang benar, mana yang tidak benar,” ucap SBY.
SBY mengaku mendapat informasi dari tiga orang sumber bahwa sebenarnya Jokowi ingin bertemunya. SBY tak menyebut siapa sumber tersebut. “Tetapi, dilarang dua, tiga, orang di sekeliling beliau. Dalam hati saya, hebat juga yang bisa melarang Presiden kita untuk bertemu sahabatnya yang juga mantan presiden,” ucap dia.